dc.contributor.advisor | MAESYAROH, MAESYAROH | |
dc.contributor.author | APRIYANI, NOVITA | |
dc.date.accessioned | 2018-10-06T07:44:11Z | |
dc.date.available | 2018-10-06T07:44:11Z | |
dc.date.issued | 2018-05-19 | |
dc.identifier.uri | http://repository.umy.ac.id/handle/123456789/21837 | |
dc.description | Implementasi Hiwalah merupakan pengalihan hutang dari orang yang berhutang
kepada lain yang menanggunggnya. Akad hiwalah juga dapat diaplikasikan di Lembaga
Keuangan Syari'ah. BMT BIF sebagai salah satu Lembaga Keuangan Syari'ah menggunakan
akad hiwalah sebagai salah satu produk pembiayaanya. Dalam pelaksanaan akad hiwalah,
BMT BIF mengenakan fee. Dalam pelaksanaan akadnya, dalam Fatwa DSN MUI NOMOR
12/DSN-MUI/IV/2007 tentang Hawalah menyebutkan bahwa pernyataan ijab dan qabul
harus dinyatakan oleh para pihak untuk menunjukkan kehendak mereka dalam mengadakan
kontrak (akad). Dalam hal ini, akad hiwalah harus mendapatkan persetujuan oleh tiga pihak.
Dalam skripsi ini, jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian lapangan (field research),
data yang diperoleh dengan melakukan penelitian langsung di lapangan dengan teknik
pengumpulan datanya menggunakan interviev dan dokumentasi.Penelitian ini bersifat
prespektif. | en_US |
dc.description.abstract | Hiwalah is a transfer of debt from a person who is indebted to the other person who
takes the responsibility of the debt. Akadhiwalah (hiwalah contract) can be implemented in
Islamic Finance Institutions. BMT BIF, as one of the Islamic Finance Institutions, has applied
akadhiwalah as one of the financing products. In the implementation, BMT BIF charges
some fee. The fatwa (order) of DSN (DewanSyariahNasional/National Islamic Board) MUI
(MajelisUlama Indonesia/Indonesian Ulema Council) number 12/DSN-MUI/IV/2007 about
hiwalah states that the statement of ijabdanqabul (vow) has to be declared by the parties to
express their intentions in establishing the contract. In this case, akadhiwalah should retrieve
an agreement from the three parties. In this research, field research was used and the data
were collected by conducting direct research on the field, whereas the data collection
technique used were interview and documentation. The nature of this research was
perspective. | en_US |
dc.publisher | FAKULTAS AGAMA ISLAM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA | en_US |
dc.subject | AkadHiwalah, BMT BIF Branch Bugisan Yogyakarta, Fatwa DSN Number 58/DSN-MUI/IV/2007 | en_US |
dc.title | IMPLEMENTASI AKAD HIWALAH Di BMT BIF MENURUT FATWA DSN NOMOR 58/DSN-MUI/1V/2007 | en_US |
dc.title.alternative | Studi Kasus Bmt Bina Ihsanul Fikri Cabang Bugisan Yogyakarta | en_US |
dc.type | Thesis
SKR
FAI,
150 | en_US |