Show simple item record

dc.contributor.advisorAZIZAH, NUR
dc.contributor.authorKUMALASARI, EVITA MEGA
dc.date.accessioned2018-10-08T06:29:33Z
dc.date.available2018-10-08T06:29:33Z
dc.date.issued2018
dc.identifier.urihttp://repository.umy.ac.id/handle/123456789/21875
dc.descriptionChina adalah negara yang menganut sistem ideology komunisme. Awal peradaban China dimulai dalam bentuk dinasti yaitu Dinasti Xia, Shang, Zhou dan diakhir dengan Dinasti Qing. China yang merdeka pada 1 Oktober 1949 sangat kental dengan praktek-praktek komunis. Terlebih lagi pada masa kepemimpinan Mao Zedong yang dikenal sangat tertutup dengan dunia luar dan melarang adanya gerakan-gerakan perubahan atau revolusioner. Mao khawatir jika mengijinkan adanya gerakan perubahan maka nilai-nilai dan ideology barat mempengaruhi sistem komunisme yang sedang berjalan saat itu. Salah satu gerakan perubahan yaitu organisasi non pemerintah atau yang lebih sering disebut NGO. Pemerintahan Mao Zedong melarang adanya organisasi yang bergerak dibidang demokrasi. NGO di China tergolong sangat lambat dibandingkan dengan negara lain. Tetapi pada Pasca Perang Dingin tahun 1990an pertumbuhan NGO semakin meningkat jumlahnya di China. Terdapat dua kemungkinan mengapa NGO di China meningkat pasca Perang Dingin. Pertama, peningkatan NGO di China terjadi karena adanya kebijakan pintu terbuka yang berdampak pada peningkatan perekonomian masyarakat. Kedua, peningkatan ekonomi memudahkan masyarakat untuk berkomunikasi dan berjejaring dengan dunia luar. Dalam penelitian ini akan digunakan metode penelitian kualitatif dengan mengumpulkan data dari buku, jurnal, artikel dan media online seperti website resmi maupun berita online.en_US
dc.description.abstractChina adalah negara yang menganut sistem ideology komunisme. Awal peradaban China dimulai dalam bentuk dinasti yaitu Dinasti Xia, Shang, Zhou dan diakhir dengan Dinasti Qing. China yang merdeka pada 1 Oktober 1949 sangat kental dengan praktek-praktek komunis. Terlebih lagi pada masa kepemimpinan Mao Zedong yang dikenal sangat tertutup dengan dunia luar dan melarang adanya gerakan-gerakan perubahan atau revolusioner. Mao khawatir jika mengijinkan adanya gerakan perubahan maka nilai-nilai dan ideology barat mempengaruhi sistem komunisme yang sedang berjalan saat itu. Salah satu gerakan perubahan yaitu organisasi non pemerintah atau yang lebih sering disebut NGO. Pemerintahan Mao Zedong melarang adanya organisasi yang bergerak dibidang demokrasi. NGO di China tergolong sangat lambat dibandingkan dengan negara lain. Tetapi pada Pasca Perang Dingin tahun 1990an pertumbuhan NGO semakin meningkat jumlahnya di China. Terdapat dua kemungkinan mengapa NGO di China meningkat pasca Perang Dingin. Pertama, peningkatan NGO di China terjadi karena adanya kebijakan pintu terbuka yang berdampak pada peningkatan perekonomian masyarakat. Kedua, peningkatan ekonomi memudahkan masyarakat untuk berkomunikasi dan berjejaring dengan dunia luar. Dalam penelitian ini akan digunakan metode penelitian kualitatif dengan mengumpulkan data dari buku, jurnal, artikel dan media online seperti website resmi maupun berita online.en_US
dc.publisherFAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTAen_US
dc.subject: NGO, peningkatan ekonomi, berjejaringen_US
dc.titlePENINGKATAN PERTUMBUHAN ORGANISASI NON-PEMERINTAH (NGO) PASCA PERANG DINGIN di China INCREASED GROWTH OF NON GOVERNMENTAL ORGANIZATION (NGO) AFTER COLD WAR IN CHINAen_US
dc.typeThesis SKR FISIP 261en_US


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record