dc.contributor.advisor | HAPSARI, TWEDIANA BUDI | |
dc.contributor.author | SHOFFIYAH, SHOFFIYAH | |
dc.date.accessioned | 2018-10-09T07:27:49Z | |
dc.date.available | 2018-10-09T07:27:49Z | |
dc.date.issued | 2018-05-12 | |
dc.identifier.uri | http://repository.umy.ac.id/handle/123456789/21972 | |
dc.description | Pers sebagai media informasi, merupakan kekuatan yang mampu mempengaruhi sekaligus merubah perilaku masyarakatnya. Sejak kebebasan pers pada era reformasi 1998, para media saling berkompetetif secara ketat. Hal ini membuat media sulit menjalankan fungsinya secara profesional. profesi jurnalis berada diurutan paling bawah dan hanya 19% saja publik umum yang mempercayai jurnalis. Hal tersebut membuktikan bahwa kepercayaan publik terhadap jurnalis amat memprihatinkan. Sehingga perlu adanya evaluasi terhadap profesi jurnalisme.
Bencana menjadi fenomena yang mampu mengguncang bumi ini. Terutama di Indonesia yang merupakan kawasan tropis yang memiliki berbagai ragam kekayaan alam. Bencana bisa menjadi peluang bagi media massa untuk dijadikan materi informasi, karena kandungan nilai beritanya yang tinggi sehingga informasi yang diangkat tidak pernah kering. Oleh karena itu, jurnalis memiliki andil yang besar dalam membingkai sebuah berita bencana alam. Berita yang telah ditulis oleh jurnalis memiliki peran besar dalam menyampaikan isi dari kejadian bencana
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa penerapan etika jurnalisme dalam pemberitaan bencana alam dan non alam pada surat kabar Kompas dan Surat Kabar Jawa Pos dengan berlandaskan berbagai teori seperti Undang-Undang tentang pers, Kode Etik Jurnalistik, teori etika dan peliputan bencana. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, Adapun hasilnya surat kabar Kompas dan surat kabar Jawa Pos melanggar beberapa etika jurnalisme dan terdapat persamaan dan perbedaan dalam penerapannya. | en_US |
dc.description.abstract | Pers sebagai media informasi, merupakan kekuatan yang mampu mempengaruhi sekaligus merubah perilaku masyarakatnya. Sejak kebebasan pers pada era reformasi 1998, para media saling berkompetetif secara ketat. Hal ini membuat media sulit menjalankan fungsinya secara profesional. profesi jurnalis berada diurutan paling bawah dan hanya 19% saja publik umum yang mempercayai jurnalis. Hal tersebut membuktikan bahwa kepercayaan publik terhadap jurnalis amat memprihatinkan. Sehingga perlu adanya evaluasi terhadap profesi jurnalisme.
Bencana menjadi fenomena yang mampu mengguncang bumi ini. Terutama di Indonesia yang merupakan kawasan tropis yang memiliki berbagai ragam kekayaan alam. Bencana bisa menjadi peluang bagi media massa untuk dijadikan materi informasi, karena kandungan nilai beritanya yang tinggi sehingga informasi yang diangkat tidak pernah kering. Oleh karena itu, jurnalis memiliki andil yang besar dalam membingkai sebuah berita bencana alam. Berita yang telah ditulis oleh jurnalis memiliki peran besar dalam menyampaikan isi dari kejadian bencana
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa penerapan etika jurnalisme dalam pemberitaan bencana alam dan non alam pada surat kabar Kompas dan Surat Kabar Jawa Pos dengan berlandaskan berbagai teori seperti Undang-Undang tentang pers, Kode Etik Jurnalistik, teori etika dan peliputan bencana. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, Adapun hasilnya surat kabar Kompas dan surat kabar Jawa Pos melanggar beberapa etika jurnalisme dan terdapat persamaan dan perbedaan dalam penerapannya. | en_US |
dc.publisher | FAKULTAS AGAMA ISLAM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA | en_US |
dc.subject | Etika Jurnalisme, Pemberitaan Bencana, Kompas, Jawa Pos | en_US |
dc.title | PENERAPAN ETIKA JURNALISME DALAM PEMBERITAAN BENCANA PADA SURAT KABAR KOMPAS DAN SURAT KABAR JAWA POS PERIODE JANUARI-MARET 2017 | en_US |
dc.type | Thesis
SKR
FAI
124 | en_US |