Show simple item record

dc.contributor.authorERNAYATI, DWI
dc.date.accessioned2018-10-10T06:26:25Z
dc.date.available2018-10-10T06:26:25Z
dc.date.issued2018-10-10
dc.identifier.urihttp://repository.umy.ac.id/handle/123456789/22036
dc.descriptionLatar Belakang: Rumah sakit sebagai sarana pelayanan kesehatan memiliki fungsi penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan, dan berkewajiban membuat, melaksanakan, dan menjaga standar mutu pelayanan. Instalasi Farmasi merupakan bagian penting di rumah sakit mempunyai tugas menyediakan obat untuk terapi yang optimal bagi semua penderita dan menjamin pelayanan bermutu tinggi sesuai standar Manajemen dan Penggunaan Obat (MPO) . Rumah Sakit swasta Yogyakarta telah melakukan pelayanan farmasi berbasis standar MPO. Implementasi pada tujuh sasaran Manajemen dan Penggunaan Obat (MPO) berkaitan erat dengan keberhasilan pelayanan Instalasi farmasi, dimana pengaruhnya akan berdampak pada kepuasan para pemberi pelayanan kesehatan (Health Provider). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis kepuasan health provider terhadap penerapan Manajemen dan Penggunaan Obat (MPO) dalam sistem organisasi dan staffing, seleksi dan pengadaan, penyimpanan, pemesanan dan pencatatan, persiapan dan penyaluran, pemberian, pemantauan di RS swasta Yogyakarta. Metode: Jenis penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus. Responden adalah tenaga kesehatan (Health Provider) yang bekerja di RS swasta Yogyakarta. Teknik pengambilan data melalui observasi, wawancara, dan studi dokumentasi. Analisis data menggunakan content analisys dengan model analisis interaktif. Hasil dan Pembahasan: Kepuasan Health Provider berdasarkan Variasi Pekerjaan, dari enam jenis stansdar pelayanan farmasi yang menunjukkan variasi pekerjaan yaitu pelayanan supervisi, metode penyimpanan, teknik alfabetis, telaah resep, teknik steril dan system penyaluran, nilai kepuasan menunjukkan 16,66 % dengan kategori tidak puas. Kepuasan Health Provider berdasarkan jati diri, dari ketiga unsur jati diri hanya dua jenis pelayanan yang menyebabkan kepuasan yaitu pada teknik alfabetis dan pencegahan KTD dengan nilai kepuasan 66,66% dan satu unsur penyimpanan belum merasakan puas Kepuasan Health Provider berdasarkan TugasPenting, dari ke empat unsur menunjukkan semua health provider 100% menyatakan puas, dimana pada telaah resep dokter merasakan lebih aman bila dilakukan telaah lanjutan oleh farmasi karena akan menjaga keselamatan pasien. Status symbol sebagaimana dalam penelitian ini perawat menjalankan kewenangan pemberian tidak terbebani karena secara simbolis hal ini akan menunjang kerja perawat. Kepuasan Health Provider berdasarkan Otonomi, dari sembilan unsur ada enam unsur pengambilan keputusan,peran dalam formularium, kewenagan pemberian obat, telaah ketepatan obat, rekonsiliasi obat, dan pelayanan informasi onat (PIO) menyatakan puas dengan nilai 66,66%. Sedangkan tiga unsur supervisi, teknik steril, penyaluran obat dirasakan health provider tidak puas. Kepuasan Health Provider berdasarkan Umpan Balik, dari empat unsur Umpan balik yaitu kebijakan penulisan resep, atasan membantu dalam ketentuan dalam masalah penulisan resep, rekonsiliasi obat, dan pelayanan informasi obat (PIO) terdapat tiga unsur memuaskan health provider sebesar 75% dan yang tidak memuaskan adalah pelaksanaan kebijakan penulisan resep. Kesimpulan dana Saran: Sebagian besar Health Provider menyatakan puas terhadap penerapan Manajemen dan Penggunaan Obat di RS swasta Yogyakarta dengan nilai sebesar 66,99%. Namun dalam pelaksanaan pelayanan farmasi masih diperlukan pemantauan dalam penulisan resep, serta pemenuhan SDM farmasi, dan sarana gudang farmasi.en_US
dc.description.abstractLatar Belakang: Rumah sakit sebagai sarana pelayanan kesehatan memiliki fungsi penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan, dan berkewajiban membuat, melaksanakan, dan menjaga standar mutu pelayanan. Instalasi Farmasi merupakan bagian penting di rumah sakit mempunyai tugas menyediakan obat untuk terapi yang optimal bagi semua penderita dan menjamin pelayanan bermutu tinggi sesuai standar Manajemen dan Penggunaan Obat (MPO) . Rumah Sakit swasta Yogyakarta telah melakukan pelayanan farmasi berbasis standar MPO. Implementasi pada tujuh sasaran Manajemen dan Penggunaan Obat (MPO) berkaitan erat dengan keberhasilan pelayanan Instalasi farmasi, dimana pengaruhnya akan berdampak pada kepuasan para pemberi pelayanan kesehatan (Health Provider). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis kepuasan health provider terhadap penerapan Manajemen dan Penggunaan Obat (MPO) dalam sistem organisasi dan staffing, seleksi dan pengadaan, penyimpanan, pemesanan dan pencatatan, persiapan dan penyaluran, pemberian, pemantauan di RS swasta Yogyakarta. Metode: Jenis penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus. Responden adalah tenaga kesehatan (Health Provider) yang bekerja di RS swasta Yogyakarta. Teknik pengambilan data melalui observasi, wawancara, dan studi dokumentasi. Analisis data menggunakan content analisys dengan model analisis interaktif. Hasil dan Pembahasan: Kepuasan Health Provider berdasarkan Variasi Pekerjaan, dari enam jenis stansdar pelayanan farmasi yang menunjukkan variasi pekerjaan yaitu pelayanan supervisi, metode penyimpanan, teknik alfabetis, telaah resep, teknik steril dan system penyaluran, nilai kepuasan menunjukkan 16,66 % dengan kategori tidak puas. Kepuasan Health Provider berdasarkan jati diri, dari ketiga unsur jati diri hanya dua jenis pelayanan yang menyebabkan kepuasan yaitu pada teknik alfabetis dan pencegahan KTD dengan nilai kepuasan 66,66% dan satu unsur penyimpanan belum merasakan puas Kepuasan Health Provider berdasarkan TugasPenting, dari ke empat unsur menunjukkan semua health provider 100% menyatakan puas, dimana pada telaah resep dokter merasakan lebih aman bila dilakukan telaah lanjutan oleh farmasi karena akan menjaga keselamatan pasien. Status symbol sebagaimana dalam penelitian ini perawat menjalankan kewenangan pemberian tidak terbebani karena secara simbolis hal ini akan menunjang kerja perawat. Kepuasan Health Provider berdasarkan Otonomi, dari sembilan unsur ada enam unsur pengambilan keputusan,peran dalam formularium, kewenagan pemberian obat, telaah ketepatan obat, rekonsiliasi obat, dan pelayanan informasi onat (PIO) menyatakan puas dengan nilai 66,66%. Sedangkan tiga unsur supervisi, teknik steril, penyaluran obat dirasakan health provider tidak puas. Kepuasan Health Provider berdasarkan Umpan Balik, dari empat unsur Umpan balik yaitu kebijakan penulisan resep, atasan membantu dalam ketentuan dalam masalah penulisan resep, rekonsiliasi obat, dan pelayanan informasi obat (PIO) terdapat tiga unsur memuaskan health provider sebesar 75% dan yang tidak memuaskan adalah pelaksanaan kebijakan penulisan resep. Kesimpulan dana Saran: Sebagian besar Health Provider menyatakan puas terhadap penerapan Manajemen dan Penggunaan Obat di RS swasta Yogyakarta dengan nilai sebesar 66,99%. Namun dalam pelaksanaan pelayanan farmasi masih diperlukan pemantauan dalam penulisan resep, serta pemenuhan SDM farmasi, dan sarana gudang farmasi.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.publisherMMR UMYen_US
dc.subjectPENGGUNAAN OBAT DI RUMAH SAKITen_US
dc.subjectMANAJEMENen_US
dc.subjectKEPUASAN HEALTH PROVIDERen_US
dc.titleKEPUASAN HEALTH PROVIDER DALAM PENERAPAN MANAJEMEN OBAT DI RS SWATA YOGYAKARTAen_US
dc.typeThesisen_US


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record