Show simple item record

dc.contributor.advisorAZIZ, ZUHDAN
dc.contributor.authorRAHMAHESTI, NATASHA A.
dc.date.accessioned2018-10-18T01:20:00Z
dc.date.available2018-10-18T01:20:00Z
dc.date.issued2018-08-29
dc.identifier.urihttp://repository.umy.ac.id/handle/123456789/22229
dc.descriptionIndonesia terkenal sebagai negara yang memiliki keanekaragaman budaya. Perbedaan agama, suku, ras, budaya dan bahasa menjadi tantangan tersendiri bagi Indonesia untuk menjauhkan masyarakat dari konflik multikulturalisme yang sangat mungkin akan terjadi. Banyak unsur budaya yang dapat mempengaruhi perilaku komunikasi seseorang. Komunikasi dapat dilakukan melalui media massa, salah satunya melalui film. Dari banyaknya film yang mengangkat tentang multikulturalisme, salah satu film layar lebar yang berjudul Aisyah: Biarkan Kami Bersaudara ini menggambarkan perbedaan agama dan budaya. Menariknya dari film ini, diangkat dari kisah nyata yang pernah terjadi kerusuhan di Kupang pada tahun 1998. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui bagaimana analisis narasi multikulturalisme dalam film “Aisyah: Biarkan Kami Bersaudara” Karya Herwin Novianto. Penelitian ini menggunakan metode analisis naratif kualitatif yang secara teknis menggunakan teks sebagai bahan analisisnya. Analisis naratif adalah analisis mengenai narasi, baik narasi fiksi (novel, puisi, cerita rakyat, dongeng, film, komik, musik, dan sebagainya) ataupun fakta seperti berita. Menganalisis karkater pada analisis naratif terdapat model Algirdas Greimas yang banyak dipakai dalam menganalisis karakter dalam narasi. Karakter dalam narasi menempati posisi dan fungsinya masing-masing. Dari hasil penelitian ini peneliti mendapatkan beberapa hasil. Berdasarkan strukturnya, dalam struktur narasi Tzevan Todorov yang membagi sebuah teks menjadi lima babak. Dari film ini menarasikan mulikulturalisme dalam perbedaan agama sebagai benang merah dari cerita. Berdasarkan unsurnya, multikulturalisme di dalam film ini dinarasikan dalam waktu yang cukup panjang serta melewati setiap proses. Berdasarkan karakternya, karakter yang ada di film terdapat karakter Islam dan karakter Kristen yang menggambarkan konflik multikultur yang terjadi di Dusun Derok, NTT. Dari model aktan bisa ditentukan bahwa Aisyah diposisikan sebagai subjek yang membawa dan membentuk pemahaman tentang perbedaan yang menjadi konflik multikulturalisme di dalam cerita karena porsi Aisyah pada posisi subjek lebih dominan daripada tokoh lainnya.en_US
dc.description.abstractIndonesia terkenal sebagai negara yang memiliki keanekaragaman budaya. Perbedaan agama, suku, ras, budaya dan bahasa menjadi tantangan tersendiri bagi Indonesia untuk menjauhkan masyarakat dari konflik multikulturalisme yang sangat mungkin akan terjadi. Banyak unsur budaya yang dapat mempengaruhi perilaku komunikasi seseorang. Komunikasi dapat dilakukan melalui media massa, salah satunya melalui film. Dari banyaknya film yang mengangkat tentang multikulturalisme, salah satu film layar lebar yang berjudul Aisyah: Biarkan Kami Bersaudara ini menggambarkan perbedaan agama dan budaya. Menariknya dari film ini, diangkat dari kisah nyata yang pernah terjadi kerusuhan di Kupang pada tahun 1998. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui bagaimana analisis narasi multikulturalisme dalam film “Aisyah: Biarkan Kami Bersaudara” Karya Herwin Novianto. Penelitian ini menggunakan metode analisis naratif kualitatif yang secara teknis menggunakan teks sebagai bahan analisisnya. Analisis naratif adalah analisis mengenai narasi, baik narasi fiksi (novel, puisi, cerita rakyat, dongeng, film, komik, musik, dan sebagainya) ataupun fakta seperti berita. Menganalisis karkater pada analisis naratif terdapat model Algirdas Greimas yang banyak dipakai dalam menganalisis karakter dalam narasi. Karakter dalam narasi menempati posisi dan fungsinya masing-masing. Dari hasil penelitian ini peneliti mendapatkan beberapa hasil. Berdasarkan strukturnya, dalam struktur narasi Tzevan Todorov yang membagi sebuah teks menjadi lima babak. Dari film ini menarasikan mulikulturalisme dalam perbedaan agama sebagai benang merah dari cerita. Berdasarkan unsurnya, multikulturalisme di dalam film ini dinarasikan dalam waktu yang cukup panjang serta melewati setiap proses. Berdasarkan karakternya, karakter yang ada di film terdapat karakter Islam dan karakter Kristen yang menggambarkan konflik multikultur yang terjadi di Dusun Derok, NTT. Dari model aktan bisa ditentukan bahwa Aisyah diposisikan sebagai subjek yang membawa dan membentuk pemahaman tentang perbedaan yang menjadi konflik multikulturalisme di dalam cerita karena porsi Aisyah pada posisi subjek lebih dominan daripada tokoh lainnya.en_US
dc.publisherFAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTAen_US
dc.subjectNarasi, Multikulturalisme, Filmen_US
dc.titleANALISIS NARASI MULTIKULTURALISME DALAM FILM “AISYAH: BIARKAN KAMI BERSAUDARA” KARYA FILM ONE PRODUCTIONSen_US
dc.typeThesis SKR FISIP 506en_US


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record