Show simple item record

dc.contributor.authorSUGITO, SUGITO
dc.date.accessioned2016-09-19T04:17:53Z
dc.date.available2016-09-19T04:17:53Z
dc.date.issued2015-10
dc.identifier.urihttp://repository.umy.ac.id/handle/123456789/2228
dc.descriptionFenomena semakin memudarnya peran organisasi pergerakan mahasiswa pasca reformasi tahun 1998 sebagai artikulator kepentingan rakyat terhadap penguasa menarik peneliti untuk melakukan penelitian. Tujuan akhir penelitian ini adalah terciptanya model dan modul revitalisasi pergerakan mahasiswa melalui strategi artikulasi kepentingan dan negosiasi. Dengan adanya model dan modul tersebut diharapkan mampu menempatkan kembali fungsi pergerakan mahasiswa sebagai articulator kepentingan masyarakat sekaligus mampu mengelola konflik yang sering kali mereka alami antar pergerakan. Peranan penting sebagai articulator kepentingan ini akan mampu memberikan kontribusi bagi pemberdayaan masyarakat dalam proses pengambilan kebijakan pemerintah. Pengambilan lokasi penelitian di Yogyakarta terkait dengan stigma bahwa Kota ini adalah kota pendidikan sekaligus memiliki heteroginitas pergerakan mahasiswa. Untuk mendapatkan informasi dan obyektifikasi, peniliti melakukan deep interview terhadap aktivis pergerakan di Yogyakarta yang kemudian dikorelasikan dengan teoriteori artikulasi kepentingan dan negosiasi yang diperoleh dari buku, narasumber ahli manajemen konflik dan negosiasi, ataupun literatur lainnya. Analisis data dilakukan dengan analisis tematik berdasarkan studi artikulasi kepentingan dan negoisasi sehingga dapat diinterpretasikan guna mendapatkan kesimpulan tentang model strategi artikulasi kepentingan dan negoisasi terbaik bagi aksi mahasiswa. Pada tahun pertama dari rencana 2 tahun pelaksanaan, aktivitas yang dilakukan meliputi 1) mengidentifikasi orientasi dan strategi organisasi pergerakan mahasiswa, 2) mengidentifikasi strategi artikulasi kepentingan masyarakat yang dilakukan oleh pergerakan mahasiswa, 3) mengidentifikasi kemampuan pengurus organisasi pergerakan mahasiswa dalam melakukan negosiasi sebagai salah satu cara mengelola konflik dan artikulasi kepentingan kepada pemerintah. Hingga Oktober 2015, pelaksanaan kegiatan telah mencapai 90% dari target kegiatan keseluruhan dengan catatan artikel ilmiah sedang dalam proses penerbitan di Jurnal Government and Politics. Kesimpulan dari penelitian ini adalah menurunnya kualitas demonstasi pergerakan mahasiswa sebagai instrument artikulasi kepentingan. Oleh karena itu, perlu adanya revitaisasi pergerakan mahasiswa dalam mengartikulasikan kepentingannya melalui negosiasi. Penggunaan anggaran yang turun sebesar 70% (Rp. 35.000.000,-) telah digunakan sebesar Rp 49.847.200,-. Langkah berikutnya adalah pelaksanaan penelitian tahun ke-2 dengan tujuan meningkatkan kemampuan negosiasi dan artikulasi kepentinganen_US
dc.description.abstractFenomena semakin memudarnya peran organisasi pergerakan mahasiswa pasca reformasi tahun 1998 sebagai artikulator kepentingan rakyat terhadap penguasa menarik peneliti untuk melakukan penelitian. Tujuan akhir penelitian ini adalah terciptanya model dan modul revitalisasi pergerakan mahasiswa melalui strategi artikulasi kepentingan dan negosiasi. Dengan adanya model dan modul tersebut diharapkan mampu menempatkan kembali fungsi pergerakan mahasiswa sebagai articulator kepentingan masyarakat sekaligus mampu mengelola konflik yang sering kali mereka alami antar pergerakan. Peranan penting sebagai articulator kepentingan ini akan mampu memberikan kontribusi bagi pemberdayaan masyarakat dalam proses pengambilan kebijakan pemerintah. Pengambilan lokasi penelitian di Yogyakarta terkait dengan stigma bahwa Kota ini adalah kota pendidikan sekaligus memiliki heteroginitas pergerakan mahasiswa. Untuk mendapatkan informasi dan obyektifikasi, peniliti melakukan deep interview terhadap aktivis pergerakan di Yogyakarta yang kemudian dikorelasikan dengan teoriteori artikulasi kepentingan dan negosiasi yang diperoleh dari buku, narasumber ahli manajemen konflik dan negosiasi, ataupun literatur lainnya. Analisis data dilakukan dengan analisis tematik berdasarkan studi artikulasi kepentingan dan negoisasi sehingga dapat diinterpretasikan guna mendapatkan kesimpulan tentang model strategi artikulasi kepentingan dan negoisasi terbaik bagi aksi mahasiswa. Pada tahun pertama dari rencana 2 tahun pelaksanaan, aktivitas yang dilakukan meliputi 1) mengidentifikasi orientasi dan strategi organisasi pergerakan mahasiswa, 2) mengidentifikasi strategi artikulasi kepentingan masyarakat yang dilakukan oleh pergerakan mahasiswa, 3) mengidentifikasi kemampuan pengurus organisasi pergerakan mahasiswa dalam melakukan negosiasi sebagai salah satu cara mengelola konflik dan artikulasi kepentingan kepada pemerintah. Hingga Oktober 2015, pelaksanaan kegiatan telah mencapai 90% dari target kegiatan keseluruhan dengan catatan artikel ilmiah sedang dalam proses penerbitan di Jurnal Government and Politics. Kesimpulan dari penelitian ini adalah menurunnya kualitas demonstasi pergerakan mahasiswa sebagai instrument artikulasi kepentingan. Oleh karena itu, perlu adanya revitaisasi pergerakan mahasiswa dalam mengartikulasikan kepentingannya melalui negosiasi. Penggunaan anggaran yang turun sebesar 70% (Rp. 35.000.000,-) telah digunakan sebesar Rp 49.847.200,-. Langkah berikutnya adalah pelaksanaan penelitian tahun ke-2 dengan tujuan meningkatkan kemampuan negosiasi dan artikulasi kepentinganen_US
dc.language.isootheren_US
dc.publisherUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTAen_US
dc.subjectREVITALISASI ORGANISASIen_US
dc.titleREVITALISASI ORGANISASI PERGERAKAN MAHASISWA SEBAGAI ARTIKULATOR KEPENTINGAN MASYARAKAT DI PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTAen_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record