dc.contributor.advisor | SETYONUGROHO, WINNY | |
dc.contributor.author | MUTMAINNAH, SHELA SABRINA | |
dc.date.accessioned | 2018-12-08T05:45:48Z | |
dc.date.available | 2018-12-08T05:45:48Z | |
dc.date.issued | 2018-09-05 | |
dc.identifier.uri | http://repository.umy.ac.id/handle/123456789/23322 | |
dc.description | Latar Belakang: Kesalahan medis merupakan penyebab kejadian sentinel di AS dalam beberapa dekade ini. Salah satu penyebab kesalahan medis adalah kegagalan komunikasi antar tenaga kesehatan. Komunikasi dokter-perawat merupakan komunikasi yang utama yang terjadi di dalam rumah sakit. Komunikasi yang baik dapat berakibat pada output keselamatan pasien. Mahasiswa kedokteran rotasi klinik (co-asst) sebagai pengamat yang dapat secara subjektif mengamati dan menilai komunikasi di dalam rumah sakit pendidikan home based. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui gambaran komunikasi antara dokter-perawat dan tenaga medis lainnya di rumah sakit pendidikan dari perspektif mahasiswa co-asst.
Subjek dan Metode: Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan metode cross sectional. Alat ukur penelitian adalah gabungan 2 kuesioner yang berbeda dan telah diuji reabilitas (Cronbach’s Alpha = 0,961). Populasi penelitian ini adalah 157 mahasiswa co-asst dari 8 rumah sakit pendidikan yang bekerjasama dengan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (RSUD Bantul, RS PKU Muhammadiyah Gamping, RS Kota Yogyakarta, RSUD Magelang, RSUD Purworejo, RSUD Salatiga, RSUD Temanggung, dan RSUD Wonosobo). Sampel penelitian adalah 61 orang mahasiswa coAss dari 8 rumah sakit pendidikan UMY yang mengisi kuesioner penelitian. Sampel diambil dengan metode convenience sampling.
Hasil: Dari 61 responden, mayoritas berusia 24 tahun dan berjenis kelamin perempuan. Dari 49 poin pertanyaan didapatkan hasil nilai < 2,5 pada 5 poin pertanyaan (diskusi dalam menentukan keputusan medis antara dokter - perawat, kerjasama untuk menghasilkan keputusan medis antara dokter - perawat, kolaborasi untuk menentukan informasi medis yang harus xii
disampaikan pasien antara dokter - perawat, diskusi dalam menentukan keputusan medis antara dokter dan tenaga kesehatan lainnya, dan kerjasama untuk menghasilkan keputusan antara dokter dan tenaga kesehatan lainnya). Terdapat 2 rumah sakit dengan poin penilaian terendah yaitu RSUD Purworejo dan RS Kota Yogyakarta diantara 6 rumah sakit lainnya.
Kesimpulan: Rumah sakit perlu meningkatkan kualitas komunikasi antara dokter-perawat maupun dokter-tenaga kesehatan lainnya dengan harapan tercapai keselamatan pasien dan penurunan insiden kesalahan medis (medical errors). | en_US |
dc.description.abstract | Background: Medical error has been defined as an unintended act or one that does not achieve its intended health outcome. Medical error causes not only monetary loss, but also lost of patient‟s trust in the healthcare system, low patient satisfaction, and degraded morale among healthcare professionals, who often feel helpless to change the situation. Patient harm from medical error can occur at the individual or system level. Medical error may arise due to poor doctor-nurse professional relationship and poor health care team communication. This study aimed to assess the doctor-nurse professional relationship and health care team communication in the hospital setting.
Method: This was a cross sectional study conducted at 8 teaching hospitals under-cooperation with Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, including Bantul Hospital, PKU Muhammadiyah Gamping Hospital, Yogyakarta City Hospital, Magelang Hospital, Purworejo Regional Hospital, Salatiga Regional Hospital, Temanggung Regional General Hospital, and Wonosobo Regional Hospital. A sample of 61 medical co-assistants was selected for this study. The study theme was doctor-nurse professional relationship and health care team communication. The data were collected by questionnaire.
Results: Doctor-nurse professional relationship, communication, and collaboration, in the medical decision process, discussion for the medical decision process, and dissemination of medical information to patients, were still weak. There were 2 hospitals with the lowest rating points of doctor-nurse relationship and medical team communication, namely Purworejo District Hospital and Yogyakarta City Hospital among the six other hospitals | en_US |
dc.publisher | PROGRAM STUDI MANAJEMEN RUMAH SAKIT PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA | en_US |
dc.subject | Doctor-nurse professional relationship, healthcare team communication, hospital. | en_US |
dc.title | KOMUNIKASI DOKTER, PERAWAT, DAN TENAGA KESEHATAN LAINNYA DITINJAU DARI PERSPEKTIF MAHASISWA KEDOKTERAN ROTASI KLINIK DI RUMAH SAKIT PENDIDIKAN | en_US |
dc.type | Thesis | en_US |