dc.contributor.advisor | SAFITRI, IBU MEILIA | |
dc.contributor.advisor | RAHMASARI, DESY | |
dc.contributor.author | ABDURACMAN, ABDURACMAN | |
dc.date.accessioned | 2018-12-24T02:39:45Z | |
dc.date.available | 2018-12-24T02:39:45Z | |
dc.date.issued | 2018-05-31 | |
dc.identifier.uri | http://repository.umy.ac.id/handle/123456789/23497 | |
dc.description | Seorang penyandang cacat tunanetra merupakan bagian dari komunitas yang memiliki keterbatasan mobilitas terhadap lingkungan dalam kehidupan sosial. Tongkat penderita cacat tunanetra yang paling banyak digunakan yaitu berupa tongkat konvensional yang lurus, panjang dan dapat dilipat, namun tidak menjamin keamanan bagi tunanetra untuk terhindar dari kecelakaan. Kinerja tongkat elektronik ini disertai aplikasi beberapa perangkat input dan output dengan menggunakan mikrokontroler ATMega8 sebagai pengendali utama, sensor ultrasonik sebagai pengukur jarak terhadap penghalang atau objek dan sensor infrared sebagai pengukur jarak lubang beserta turunan. Sebagai output digunakan buzzer, indikator berupa bunyi suara “beeb” dan motor DC sebagai penggetar tongkat. Berdasarkan hasil pengambilan data, tongkat dapat mendeteksi objek didepan berupa tembok dari jarak 0-85 cm, sedangkan untuk ketinggian objek (tembok) dengan ketinggian diatas 6 cm akan bisa terdeteksi ketika tongkat berada pada jarak 30 cm dari objek. Hasil data pengujian sensor infrared berupa pengukuran lubang beserta turunan pada jarak tongkat dengan lubang 30 cm, tongkat dapat mendeteksi lubang pada saat jarak 15 cm terhadap lubang. Sedangkan pengujian jarak sensor dengan kedalaman lubang maupun turunan, tongkat dapat mendeteksi dengan kedalaman lubang 15 cm dan seterusnya. Alat bantu jalan tunanetra ini berhasil dibuat dan dapat bekerja sesuai dengan yang diharapkan. Berdasarkan jarak acuan 80 cm, jarak yang terbaca oleh sensor sejauh 85 cm. | en_US |
dc.description.abstract | Seorang penyandang cacat tunanetra merupakan bagian dari komunitas yang memiliki keterbatasan mobilitas terhadap lingkungan dalam kehidupan sosial. Tongkat penderita cacat tunanetra yang paling banyak digunakan yaitu berupa tongkat konvensional yang lurus, panjang dan dapat dilipat, namun tidak menjamin keamanan bagi tunanetra untuk terhindar dari kecelakaan. Kinerja tongkat elektronik ini disertai aplikasi beberapa perangkat input dan output dengan menggunakan mikrokontroler ATMega8 sebagai pengendali utama, sensor ultrasonik sebagai pengukur jarak terhadap penghalang atau objek dan sensor infrared sebagai pengukur jarak lubang beserta turunan. Sebagai output digunakan buzzer, indikator berupa bunyi suara “beeb” dan motor DC sebagai penggetar tongkat. Berdasarkan hasil pengambilan data, tongkat dapat mendeteksi objek didepan berupa tembok dari jarak 0-85 cm, sedangkan untuk ketinggian objek (tembok) dengan ketinggian diatas 6 cm akan bisa terdeteksi ketika tongkat berada pada jarak 30 cm dari objek. Hasil data pengujian sensor infrared berupa pengukuran lubang beserta turunan pada jarak tongkat dengan lubang 30 cm, tongkat dapat mendeteksi lubang pada saat jarak 15 cm terhadap lubang. Sedangkan pengujian jarak sensor dengan kedalaman lubang maupun turunan, tongkat dapat mendeteksi dengan kedalaman lubang 15 cm dan seterusnya. Alat bantu jalan tunanetra ini berhasil dibuat dan dapat bekerja sesuai dengan yang diharapkan. Berdasarkan jarak acuan 80 cm, jarak yang terbaca oleh sensor sejauh 85 cm. | en_US |
dc.publisher | PROGRAM VOKASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA | en_US |
dc.subject | Mikrokontroler, ATMega8, Sensor Ultrasonik, Infrared, Buzzer, Motor DC. | en_US |
dc.title | RANCANG BANGUN TONGKAT TUNANETRA DENGAN SENSOR ULTRASONIK BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA8 | en_US |
dc.type | Thesis
SKR
VOK
131 | en_US |