Show simple item record

dc.contributor.advisorSASMITO, JUHARI
dc.contributor.authorSADDAD, ANWAR
dc.date.accessioned2018-12-24T05:48:13Z
dc.date.available2018-12-24T05:48:13Z
dc.date.issued2018-12-10
dc.identifier.urihttp://repository.umy.ac.id/handle/123456789/23515
dc.description.abstractPeraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2014 Tentang Penanganan Gelandangan dan pengemis di Daerah Istimewa Yogyakarta, sebagai kebijakan yang menjadi landasan hukum untuk menanggulangi gelandangan dan pengemis dengan diadakanya usaha-usaha penanganan dan pencegahan yang bertujuan untuk memberikan rehabilitasi kepada gelandangan dan pengemis agar mampu mencapai taraf hidup, kehidupan, dan penghidupan yang layak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana Implementasi Kebijakan Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2014 Tentang Penanganan Gelandangan dan Pengemis di Daerah Istimewa Yogyakarta dan faktor apa saja yang mendukung serta menghambat implementasi kebijakan penanganan gelandangan dan pengemis di Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 2014-2016. Dalam skripsi ini jenis penelitian yang digunakan peneliti adalah penelitian deskriptif kualitatif, untuk mengetahui dan menjelaskan bagaimana pelaksanaan penanganan gelandangan dan pengemis di Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 2014-2016. Sumber-sumber data yang digunakan adalah data primer dan sekunder. Metode pengumpulan data yang digunakan dengan cara wawancara, observasi dan dokumentasi. Teknik analisis data dengan cara reduksi data, data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih spesifik yang nanti dapat diambil suatu kesimpulan atau verifikasi. Hasil penelitian dilapangan menunjukan implementasi Kebijakan Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2014 tentang penanganan gelandangan dan pengemis di Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2014-2016. Sudah berjalan dengan baik, namun dalam hal pencegahan gelandangan dan pengemis agar tidak kembali lagi kejalanan masih belum berjalan efektif terbukti karena peran masyarakat masih kurang aktif dalam mendukung penerapan kebijakan ini. Karena masih banyak orang yang memberikan uang kepada gelandangan dan pengemis dengan alasan kasihan, padahal sudah jelas ada larangan dan himbauan dari pemerintah kepada masyarakat agar tidak memberikan uang terhadap gelandangan pengemis di jalanan. Hal ini merupakan penyebab gelandangan dan pengemis untuk kembali ke jalanan berulang-ulang kali. Karena masyarakat merupakan lingkungan ekternal yang paling dekat dengan gelandangan dan pengemis. Saran yang ditawarkan yaitu pertolongan terhadap gelandangan tidak hanya berfokus pada perlindungan sosial, model pertolongan terhadap gelandangan dan pengemis bukan hanya menghapus mereka dari kehidupan jalanan. Melainkan harus bisa meningkatkan kualitas hidup mereka untuk melindungi mereka dari situasi-situasi eksploitatif dan membahayakan. Lebih memperdalam motif keberadaan gepeng dimulai dari orang terdekat gepeng ini bisa ditelusuri terlebih dahulu untuk menghindari eksploitasi yang dimanfaatkan oleh segelintir orang atau bahkan keluarga sendiri.en_US
dc.publisherFAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTAen_US
dc.titleIMPLEMENTASI KEBIJAKAN PERATURAN DAERAH NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PENANGANAN GELANDANGAN DAN PENGEMIS DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN 2014-2016en_US
dc.title.alternativeStudi Kasus Panti Sosial Bina Karya UPTD Dinas Sosialen_US
dc.typeThesis SKR FISIP 712en_US


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record