Show simple item record

dc.contributor.authorMaria Rosa, Elsye
dc.date.accessioned2019-02-06T05:32:13Z
dc.date.available2019-02-06T05:32:13Z
dc.date.issued2018-08-01
dc.identifier.issn1675–0306
dc.identifier.urihttp://repository.umy.ac.id/handle/123456789/24228
dc.descriptionPatient safety merupakan paradigma baru yang harus diterapkan disemua pelayanan kesehatan, termasuk Rumah sakit jiwa.Salah satu sasaran keselamatan pasien (Patient safety) yang harus diterapkan adalah Penggunaan Identifikasi pasien.Selama ini pasien jiwa menggunakan alat identitas seperti halnya pasien umum lainnya.Banyak kendala yang dihadapi oleh rumah sakit dalam penggunaan alat tersebut, diantaranya Gelang identitas yang dipakai tersebut sering dilepas dan harus diganti-ganti, sehingga tidak efisien.Tulisan pada gelang sering kali kabur atau tidak jelas terlihat, sehingga beresiko terjadinya Kejadian Tidak Diharapkan atau muncul inciden.Tujuan penelitian dapat mengembangkan alat identifikasi pasien di Rumah sakit Jiwa, yang sangat berbeda karakteristiknya dengan pasien umum.Kesalahan identifikasi pada pasien jiwa memiliki resiko yang tinggi.Kesalahan identifkasi pasien bisa juga mengakibatkan kesalahan dalam pemberian obat maupun tindakan, bahkan dalam pemberian tindakan electro convulsive therapy (ECT), identifikasi pasien mutlak harus dilakukan karena jangan sampai terjadi salah orang/pasien dalam pelaksanaannya. Kondisi pelaksanaan Identifikasi pasien, diawali dengan pasien Jiwa menggunakan seragam pasien RSJ yang tertera nama bangsal perawatan hal tersebut tidak menjadi identifikasi yang spesifik bagi masing-masing pasien, ternyata tidak efektif. Kemudian dengan munculnya Akreditasi terbaru tahun 2012, menerapkan PMK No. 1691/2011, semua Rumah sakit menerapkan Identifikasi pasien menggunakan Gelang plastik yang tipis yang mudah dilepas pasien dan bertuliskan nama dan nomor register pasien secara manual juga belum merupakan kebijakan yang sesuai untuk pasien jiwa.Kenyataannya perawat harus mengganti gelang plastic tersebut 5 kali dalam sehari, tentunya kondisi yang sangat boros, tidak efisien. Identifikasi pasien, dalam pemberian obat peroral pasien jiwa obat-obatannya sudah diracik oleh perawat dan ditempatkan di kotak obat yang tertulis nama pasien. Pada saat pemberian dengan cara memanggil nama pasien dan pasien diminta mengambil dan meminumnya. Cara tersebut juga memungkinkan terjadinya KNC dan KTD karena identifikasi pasien yang dilakukan tidak sesuai prosedur.Berdasarkan kondisi itu maka perlu alat yang efektif untuk mengurangi terjadinya insiden Keselamatan pasien.Penelitian ini menggunakan desain Eksperiment, Randomised Control Trial (RCT), dengan harapan gelang identifikasi pada pasien jiwa dapat meningkatkan patient safety di RS. Jiwaen_US
dc.description.abstractOne of the patient's safety goals was used patient identification. This time mental patients used the same wristband identification as for common patients in hospital. Many obstacles faced in the hospital, such as wrist-band was often removed and always changed, or often blurred or not clearly to vision, so that was inefficient for management hospital, too risky to occur adverse event or medical errors. The aim of this study was developed a patient identification wristband for Mental patient Hospital, which different characteristics with common patient. Method for this study with clinical trial design and make a System information to connect wristband with data of mental patient in hospital. Result this research was a wristband identification can improve patient safety in mental hospital and simple system information. The wristband identification for mental patient in hospital was hard texture not make it harm, flexible and non-slashed very suitable for mental patients in hospital. The wristband identification put inside with RFID (Radio Frequency Identification) reader device. RFID used to make easier for all health worker in hospital to check the patient’s data. Excellences of RSIF were Tag has a unique ID and different in worldwide, regardless of its manufacture, so it is not possible to appear duplicate ID, Operation in Harm Environment. RFID can work in extreme environments such as high or low temperatures, high humidity to include wet categories, high noise environments, Reusable. RFID can be used repeatedly, and no line of sight required. In its use RFID was not needed to be faced directly with the reader.en_US
dc.description.sponsorshipLP3M UMYen_US
dc.publisherMJPHM, OfficialJournal ofMalaysian Public Health Physicians’Associationen_US
dc.subjectWrist-band Identification, RFID, mental patienten_US
dc.titleRFID WRISBAND IDENTIFICATION FOR MENTAL PATIENT IN HOSPITALen_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

  • CONFERENCE
    Berisi artikel ilmiah (bukan sertifikat) yang ditulis oleh dosen pada acara konferensi baik lokal, nasional maupun internasional dengan penyelenggara dari luar UMY, baik sebagai peserta Call for Paper, presenter, narasumber maupun keynote speaker.

Show simple item record