Show simple item record

dc.contributor.authorSURANGGANA, LUNGGUH TARENAKSA
dc.date.accessioned2019-02-20T06:30:12Z
dc.date.available2019-02-20T06:30:12Z
dc.date.issued2018
dc.identifier.urihttp://repository.umy.ac.id/handle/123456789/25126
dc.description.abstractLatar Belakang: Penyakit asma merupakan masalah hampir diseluruh dunia, bahkan pada beberapa kasus asma dapat menyebabkan kematian. Penderita asma berdasarkan data dari WHO dan GINA sebanyak 300 juta penderita asma di perkirakan pada tahun 2025 mencapai 400 juta, sedangkan di Indonesia Penyakit asma termasuk dalam sepuluh besar penyakit penyebab kesakitan dan kematian dengan jumlah prevalensi 4,5% dan di Nusa Tenggara Barat (NTB) pederita asma 4,5% menempati peringkat kelima. Puskesmas penujak populasinya 65 penderita asma. Penelitian ini bertujuan meganalisis pengaruh senam asma bronkhial terhadap arus puncak ekspirasi (APE) dan frekuensi kekambuhan pasien asma bronkhial Di Puskesmas Penujak Lombok Tengah Nusa Tenggara Barat tahun 2018. Metode: Penelitian ini menggunakan metode kuasi eksperimen dengan kontrol grup desain, yaitu peneliti mencari hubungan sebab akibat senam asma dengan peningkatan puncak ekspirasi pada klien asma, menggunakan total sampling sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi pada pasien asma bronkhial dalam kriteria sedang sebanyak 55 responden. Peneliti menentukan kelompok intervensi di daerah Desa Mentokok dan kelompok kontrol di daerah Desa Ketapang. Penelitian dilakukan dengan cara time series pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol, setiap 3 kali seminggu selama 4 minggu di Puskesmas Penujak Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat. Hasil: Hasil uji menunjukkan bahwa karakteristik responden berdasarkan kategori usia terbanyak antara usia 31-40 tahun sebesar 45,4% dengan p value 0,616; berdrkan jenis kelamin terbanyak adalah perempuan sebesar 81,8% dengan p value 0,949; dan berdasarkan tingkat pendidikan terbanyak adalah SMA sebesar 34,5% dengan p value 0,258. Berdasarkan analisis data bahwa nilai APE pada kelompok intervensi adalah 241,43±20,50 L/Menit dan setelah intervensi adalah 352,86±11,82 dengan p value 0,001; sedangkan frekuensi kekambuhan pada kelompok intervensi adalah 2,75±0,70 dan setelah intervensi adalah 1,21±0,42 dengan p value 0,001. xiv Kesimpulan: Pada pasien asma yang melakukan latihan senam asma terdapat peningkatan APE lebih besar dan penurunan frekuensi kekambuhan lebih besar dibandingan dengan pasien yang tidak melakukan senam asma.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.publisherMAGISTER KEPERAWATANen_US
dc.subjectAsma bronkhial,en_US
dc.subjectAPE,en_US
dc.subjectfrekuensi kekambuhan,en_US
dc.subjectsenam asmaen_US
dc.subjectResearch Subject Categories::MEDICINEen_US
dc.titlePENGARUH SENAM ASMA BRONKHIAL TERHADAP ARUS PUNCAK EKSPIRASI DAN FREKUENSI KEKAMBUHAN PASIEN ASMA BRONKHIALen_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record