dc.description.abstract | Latar Belakang : Penyakit Jantung Koroner (PJK) temasuk Penyakit Tidak Menular (PTM) yang high cost, high risk dan high volume diberbagai negara di dunia. Konsekuensi finansial merupakan beban yang harus ditanggung oleh pasien atau penjamin termasuk pihak provider (penyedia fasilitas kesehatan) ketika seseorang terdiagnosa menderita, RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta dituntut untuk memberikan pelayanan yang profesional, bermutu baik dengan harga relatif murah dan bermanfaat juga dituntut untuk dapat menghitung besaran unit cost yang dibutuhkan dan dipertanggungjawabkan dalam pembiayaan pelayanan kesehatan. RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta belum memiliki unit cost berbasis aktivitas untuk tindakan kateterisasi jantung koroner (coronaryangiography).
Metode : Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan rancangan deskriptif studi kasus. Populasi semua pasien coronaryangiography.
Hasil dan pembahasan : Perhitungan unit cost coronaryangiography dengan metode ABC sebesar Rp7.927.171,13,-. lebih tinggi dari biaya yang diterapkan di
xv
rumah sakit. Faktor tertinggi dari biaya langsung adalah jasa dokter. sedangkan overhead cost baik yang direct overhead cost maupun indirect overhead cost faktor tertinggi biaya dari labour related dan equipment related.
Kesimpulan dan saran : Perhitungan unit cost dengan metode ABC pada coronaryangiography lebih tinggi daripada tarif yang ada rumah sakit. Pihak rumah sakit perlu mempertimbangkan menggunakan metode ABC untuk menghitung tarif layanan dan perlu melakukan evaluasi ulang mengenai biaya yang dikeluarkan terutama biaya pegawai agar lebih efisiensi | en_US |