dc.description.abstract | Gaya belajar pada saat pendidikan preklinik mungkin kurang tepat diterapkan di lingkungan pendidikan klinik. Mahasiswa rotasi klinik harus dapat menyesuaikan gaya belajarnya, agar tidak terjadi benturan dengan keterbatasan waktu dan menumpuknya tugas yang menyebabkan terjadinya burnout. Beragam gaya belajar yang dikenal di masyarakat, salah satunya adalah VARK (visual, aural, reading, kinestetik). Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi gaya belajar mahasiswa rotasi klinik dan untuk mengetahui hubungannya dengan kemungkinan terjadinya burnout. Penelitian bersifat kuantitatif cross sectional, pendekatan analitik–deskriptif pada mahasiswa rotasi klinik di RSUD Bantul dan RSUD Wonosobo, dengan menggunakan kuesioner Gaya Belajar VARK dan Maslach Burnout Inventory. Dari total 62 orang responden, 29 orang di Bantul, 33 orang di Wonosobo. Mayoritas mahasiswa di Bantul memiliki gaya belajar Kinestetik (51,7%), sedangkan di Wonosobo 24,2% memiliki gaya belajar Reading, dan 21,2% responden memiliki gaya belajar Kinestetik. Burnout dinilai dari 3 aspek, yaitu Kelelahan Emosional, Depersonalisasi, dan Penghargaan Diri. Kelelahan emosional menengah dan tinggi terjadi di Bantul dan Wonosobo. Depersonalisasi menengah dan tinggi pada mahasiswa di Wonosobo, namun tingkat yang rendah terjadi di Bantul. Penghargaan diri tinggi didapatkan di Bantul dan Wonosobo. Perbedaan hasil pada kedua rumah sakit pendidikan dapat diasumsikan bahwa terdapat perbedaan proses pendidikan di kedua rumah sakit tersebut. | en_US |