dc.description.abstract | Latar Belakang: Sektor kesehatan, rumah sakit, puskesmas, dan pelayanan kesehatan lainnya merupakan sektor yang harus mampu dalam memanfaatkan keberadaan teknologi informasi pada saat memberikan pelayanan. Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit merupakan syarat wajib bagi Rumah Sakit. Sistem informasi manajemen rumah sakit yang digunakan di RS PKU Muhammadiyah Bantul, sedangkan sistem informasi manajemen Rumah Sakit PKU Muhammadiyah belum tentu sama dengan sistem informasi rumah sakit yang lain. Rumah Sakit tentu dituntut untuk memberikan pelayanan yang baik. Oleh karena itu evaluasi terhadap sistem informasi rumah sakit sangat diperlukan seperti, Sistem Informasi Manajemen Obat yang ada di Farmasi untuk sebagai bahan pertimbangan dalam memperbaiki kinerja pelayanan di RS PKU Muhammadiyah Bantul.
Metode: Jenis penelitian ini adalah observasional dengan jenis penelitian mix method, yaitu gabungan antara data kualitatif dengan data kuantitatif. Data kualitatif diperoleh dari hasil wawancara mendalam meliputi : 1 orang dibagian gudang, 1 orang petugas menejer farmasi, 1 orang petugas kepala seksi perbekalan farmasi, 1 orang kepala rawat jalan, 1 orang petugas dibagian rawat inap, dan 1 orang petugas kepala EDP. Sedangkan data kuantitatif diperoleh dari kuesioner dengan 31 responden meliputi : 5 orang dibagian gudang, 18 orang dibagian rawat jalan, 6 orang dibagian rawat inap dan 2 orang dibagian pemesanan barang yang ada di Instalasi Faramasi.
Hasil dan Pembahasan: Evaluasi Penggunaan Sistem Informasi Manajemen Obat di RS PKU Muhammadiyah Bantul sudah berjalan dengan baik, bermanfaat dan mudah digunakan, namun ada beberapa kendala yang masih potensial terhadap Sistem Informasi Manajemen Obat di Instalasi Farmasi yaitu sering terjadi error, sofware terkadang loading lama ketika digunakan pada seluruh unit secara bersamaan dan terkadang juga tidak terkoneksi dengan server.
Kesimpulan: Evaluasi penggunaan sistem informasi manajemen obat di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Bantul, yaitu sudah berjalan dengan baik, namun belum optimal karena proses penerapan sistem informasi manajemen obat di instalasi farmasi belum berbasis komputerisasi, sehingga output yang dihasilkan belum sepenuhnya bisa digunakan dalam pengambilan keputusan | en_US |