Show simple item record

dc.contributor.advisorSUCIATI, SUCIATI
dc.contributor.authorJUNIZAR, MOHAMAD JOHAN
dc.date.accessioned2019-03-21T03:53:05Z
dc.date.available2019-03-21T03:53:05Z
dc.date.issued2018-12-26
dc.identifier.urihttp://repository.umy.ac.id/handle/123456789/25804
dc.descriptionPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui wacana identitas anak muda yang digambarkan dalam film Lupus tahun 1987 dan 2013 yakni “Tangkaplah Daku Kau Kujitak” dan “Bangun Lagi Dong Lupus”. Selain itu, penelitian ini juga untuk mengetahui tujuan dari pembuat film menampilkan wacana identitas anak muda yang berbeda dalam satu karakter yang sama dengan pengambaran yang bersebrangan pada film ini. Penelitian ini adalah penelitian kulitatif dengan analisis wacana model Norman Fairclough. Hasil penelitian ini pada dimensi teks menunjukan bahwa identitas anak muda dapat direpresentasikan melalui bahasa yang mencangkup kata, tata bahasa maupun gambar sebagai simbol yang menunjukan adanya penggambaran identitas anak muda melalui perlawanan dan gaya hidup yang mempresentasikan karakter anak muda ideal pada film. Pada dimensi praktik wacana, pembuat film memaknai identitas anak muda didalamnya sebagai bentuk alter ego dan sebagai alat pencari masa bagi mereka yang memiliki kepentingan politis dalam bentuk cara lain yang menjadikan salah satu bentuk strategi kampanye dengan adanya produksi film ini. Pada dimensi sosiokultural, anak muda selalu berperan penting dalam revolusi negara. Anak muda menjadi salah satu pelopor perlawanan yang ditunjukan melalui atribut-atribut budaya pop yang menunjukan signifikasi identitas sebagai pembeda dari kaum tua. Kesimpulannya, Anak muda bukanlah sosok yang anarkis dan hanya terjebak pada budaya pop serta gaya hidup saja. Melainkan sosok revolusioner yang dibuktikan melalui penggambaran Lupus yang berprestasi dengan menunjukan dirinya yang mandiri dan keluar dari zona kemapanan.en_US
dc.description.abstractPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui wacana identitas anak muda yang digambarkan dalam film Lupus tahun 1987 dan 2013 yakni “Tangkaplah Daku Kau Kujitak” dan “Bangun Lagi Dong Lupus”. Selain itu, penelitian ini juga untuk mengetahui tujuan dari pembuat film menampilkan wacana identitas anak muda yang berbeda dalam satu karakter yang sama dengan pengambaran yang bersebrangan pada film ini. Penelitian ini adalah penelitian kulitatif dengan analisis wacana model Norman Fairclough. Hasil penelitian ini pada dimensi teks menunjukan bahwa identitas anak muda dapat direpresentasikan melalui bahasa yang mencangkup kata, tata bahasa maupun gambar sebagai simbol yang menunjukan adanya penggambaran identitas anak muda melalui perlawanan dan gaya hidup yang mempresentasikan karakter anak muda ideal pada film. Pada dimensi praktik wacana, pembuat film memaknai identitas anak muda didalamnya sebagai bentuk alter ego dan sebagai alat pencari masa bagi mereka yang memiliki kepentingan politis dalam bentuk cara lain yang menjadikan salah satu bentuk strategi kampanye dengan adanya produksi film ini. Pada dimensi sosiokultural, anak muda selalu berperan penting dalam revolusi negara. Anak muda menjadi salah satu pelopor perlawanan yang ditunjukan melalui atribut-atribut budaya pop yang menunjukan signifikasi identitas sebagai pembeda dari kaum tua. Kesimpulannya, Anak muda bukanlah sosok yang anarkis dan hanya terjebak pada budaya pop serta gaya hidup saja. Melainkan sosok revolusioner yang dibuktikan melalui penggambaran Lupus yang berprestasi dengan menunjukan dirinya yang mandiri dan keluar dari zona kemapanan.en_US
dc.publisherFAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTAen_US
dc.subjectIdentitas, Anak Muda, Wacana, Budaya Pop, Indonesia.en_US
dc.titleWACANA IDENTITAS ANAK MUDA MELALUI PERLAWANAN DAN GAYA HIDUP DALAM FILM “LUPUS” TAHUN 1987 DAN 2013en_US
dc.typeThesis SKR FISIP 283en_US


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record