Show simple item record

dc.contributor.advisorRAHMAWATI, DIAN EKA
dc.contributor.authorSAMINI, SAMINI
dc.date.accessioned2019-04-08T07:06:10Z
dc.date.available2019-04-08T07:06:10Z
dc.date.issued2019-03-12
dc.identifier.urihttp://repository.umy.ac.id/handle/123456789/25917
dc.description.abstractPenelitian ini bertujuan untuk mengetagui bagaimana proses Collaborative Governance yang dilakukan oleh Pemerintah daerah Kabupaten Bantul dalam upaya pengembangan sentra industry Enceng Gondok dan Batok kelapa yang ada di Kecamatan Sanden. Selanjutnya peneliti juga menganalisi bagaimana proses Collaborative Governance yang terjadi, selain itu juga menganalisi faktor- faktor apa saja yang dapat menghambat Collaborative Governance dalam pengembangan industry kreatif yang ada di Kecamatan Sanden. Lokasi penelitian ini dilakukan di Kabupaten Bantul. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif bersifat deskriptif yang bertujuan untuk mengambarkan realita yang terjadi. Peneliti mendapatkan informasi melalui pegawai Dinas Kopersi UMK dan perindustrian, pendamping Kecamatan Sanden, Staf PT. Telkom dan pelaku industry Enceng gondok dan Batok kelapa. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan data primer dari hasil wawancara dengan informan dan data sekunder melalui dokumentasi yang didapatkan dari Stakeholder yang terkait. Teknik analisis data dari penelitian ini menggunakan medel alir, dimana penelitian dilulai dari awal penelitian hingga akhir kesimpulan. Hasil alisis penulis dari penelitian ini mengambarkan bahwa proses dari Collaborative Governance dalam upaya pengembangan sentra industri Enceng Gondok dan Batok kelapa di Kecamatan Sanden sudah berjalan, dibuktikan dengan Indikator Ukuran Keberhasilan Kolaborasi seperti Tipe Networked Strucuture sudah berjalan dengan baik namun jaringan ini Dinas Kopersi UMK dan perindustrian dan PT.Telkom lebih dominan, komitmen terhadap tujuan sudah dijalankan namun para pelaku sentra industri dapat dikatakan tidak komit lagi, kerja sama sudah dilakukan dengan harapan sampai pada tujuan bersama, regulasi yang berkaitan dalam kerja sama ini adalah UU No 20 tahun 2008, dengan prosedur seperti kerja sama yang operasional, Join venture,upaya kemajuan dalam bidang UMKM, dan yang terakhir adalah bagi hasil. penyaluran bantuan melalui meminjamkan modal seperti BUMN, perbankan seperti BRI, BPBD DIY dan koperasi yang ada Kabupaten Bantul, kendala yang muncul dari pengrajin permasalahan pada mind-set dan kurangnya inovasi yang dimiliki. Dinas Koperasi merasa kebijakan yang ada dalam pemberdayaan masih kurang efektif Dari hasil penelitian diatas maka dapat disimpulkan bahwa proses Collaborative Governance sudah berjalam dengan baik hanya saja masih ada kendala dalam komitmen, Governance, dan budaya. Dari kesimpulan tersebut maka penulis menyarankan agar Pemeritah Kabupaten Bantul dapat memberikan inovasi atau perbaikan lagi dalam program pengembangan UMKM ini. Meskipun proses kolaborasi ini sudah berjalan dan menemui hambatan perintah daerah diharapkan mampu memberikan jalan keluar terkait kendala yang ditemui seperti permasalahan pada bahan baku Enceng gondok, sistem pada program yang dianggap sulit, dan memberikan pendampingan serta motivasi dan inovasi baru terkait dengan pengembangan sentra industri.en_US
dc.publisherFAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTAen_US
dc.subjectCollaborative Governance, Pengembangan Industrien_US
dc.titleCOLLABORATIVE GOVERNANCE DALAM PENGEMBANGAN INDUSTRI SENTRA ENCENG GONDOK DAN BATOK KELAPA DI KECAMATAN SANDEN TAHUN 2017en_US
dc.typeThesis SKR FISIP 214en_US


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record