Show simple item record

dc.contributor.advisorSUGITO, SUGITO
dc.contributor.authorROESMANTO, NASYWA ULFAH
dc.date.accessioned2019-05-04T02:04:04Z
dc.date.available2019-05-04T02:04:04Z
dc.date.issued2019
dc.identifier.urihttp://repository.umy.ac.id/handle/123456789/26187
dc.descriptionPada tahun 1956, Inggris melaksanakan invasi militer ke Mesir dengan tujuan untuk mengambil alih kembali Terusan Suez yang telah dinasionalisasikan Mesir dan menjatuhkan pemimpin Mesir saat itu, Gamal Abdel Nasser dari jabatannya. Kemudian pada tahun 2003, Inggris melakukan invasi militer ke Irak dengan tujuan untuk menjatuhkan pemimpin Irak saat itu, Saddam Hussein, melucuti senjata pemusnah massal di Irak serta membebaskan Irak dari rezim Hussein yang otoriter. Kedua kebijakan invasi militer ini memiliki kesamaan yaitu: Inggris sama-sama melakukan invasi militer ke Timur Tengah yang salah satu tujuannya adalah untuk menjatuhkan pemimpin yang saat itu sedang berkuasa dari jabatannya karena dianggap membahayakan kepentingan Inggris serta barat. Kedua kebijakan ini juga mendapatkan perlawanan yang kuat dari publik Inggris. Sayangnya pada saat invasi ke Mesir, Inggris gagal mencapai tujuan invasi yang ditetapkan dan berhasil saat invasinya ke Irak. Skripsi ini menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi gagalnya Inggris untuk mencapai tujuannya di Mesir namun berhasil di Irak dan membandingkan kedua kebijakan tersebut.en_US
dc.description.abstractPada tahun 1956, Inggris melaksanakan invasi militer ke Mesir dengan tujuan untuk mengambil alih kembali Terusan Suez yang telah dinasionalisasikan Mesir dan menjatuhkan pemimpin Mesir saat itu, Gamal Abdel Nasser dari jabatannya. Kemudian pada tahun 2003, Inggris melakukan invasi militer ke Irak dengan tujuan untuk menjatuhkan pemimpin Irak saat itu, Saddam Hussein, melucuti senjata pemusnah massal di Irak serta membebaskan Irak dari rezim Hussein yang otoriter. Kedua kebijakan invasi militer ini memiliki kesamaan yaitu: Inggris sama-sama melakukan invasi militer ke Timur Tengah yang salah satu tujuannya adalah untuk menjatuhkan pemimpin yang saat itu sedang berkuasa dari jabatannya karena dianggap membahayakan kepentingan Inggris serta barat. Kedua kebijakan ini juga mendapatkan perlawanan yang kuat dari publik Inggris. Sayangnya pada saat invasi ke Mesir, Inggris gagal mencapai tujuan invasi yang ditetapkan dan berhasil saat invasinya ke Irak. Skripsi ini menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi gagalnya Inggris untuk mencapai tujuannya di Mesir namun berhasil di Irak dan membandingkan kedua kebijakan tersebut.en_US
dc.publisherFAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTAen_US
dc.subjectpolitik luar negeri, Inggris, Mesir, Irak, invasi militer.en_US
dc.titlePERBANDINGAN KEBIJAKAN LUAR NEGERI INGGRIS STUDI KASUS: MESIR (1956) DAN IRAK (2003)en_US
dc.typeThesis SKR FISIP 288en_US


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record