dc.contributor.advisor | ARIFUDDIN, MUHAMMAD | |
dc.contributor.author | HIDAYANTI SETIANINGSIH, LAILATUL | |
dc.date.accessioned | 2019-07-08T05:43:10Z | |
dc.date.available | 2019-07-08T05:43:10Z | |
dc.date.issued | 2018 | |
dc.identifier.uri | http://repository.umy.ac.id/handle/123456789/27775 | |
dc.description | Latar Belakang : Meningkatnya angka kejadian fraktur radius distal pada lansia merupakan masalah kesehatan yang dapat mempengaruhi kualitas hidup akibat nyeri atau kecacatan yang ditimbulkan dan meningkatkan pengeluaran biaya kesehatan di seluruh dunia. Salah satu komplikasi dari fraktur colles adalah kekakuan sendi yang menyebabkan berkurangnya kemampuan untuk menggerakkan pergelangan tangan setelah tindakan immobilisasi dihentikan.
Metode : Penelitian ini merupakan penelitian analitik non eksperimental dengan rancangan cross sectional yang menggunakan responden sebanyak 13 orang yang menjalani fisioterapi di RS PKU Muhammadiyah Gamping dan telah memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi periode Maret-Oktober 2018. Responden mengisi kuesioner S-IPAQ (Short-International Physical Activity Questionnare) dan PRWE (Patient Rated Wrist Evaluation) untuk menilai tingkat aktivitas fisik dan derajat kekakuan sendi.
Hasil : Didapatkan rata-rata responden berusia 63 tahun, dengan tingkat aktivitas fisik sedang dan derajat kekakuan sendi berat
Kesimpulan : Tidak terdapat hubungan bermakna antara usia dengan derajat kekakuan sendi (p = 0,334) dan antara aktivitas fisik dengan derajat kekakuan sendi (p = 0,551). Namun terdapat hubungan bermakna antara lama fisioterapi dengan derajat kekakuan sendi (p = 0,005). Hasil penelitian ini dianalisis menggunakan software SPSS version 15 dan diuji menggunakan Spearman Correlation. | en_US |
dc.description.abstract | Latar Belakang : Meningkatnya angka kejadian fraktur radius distal pada lansia merupakan masalah kesehatan yang dapat mempengaruhi kualitas hidup akibat nyeri atau kecacatan yang ditimbulkan dan meningkatkan pengeluaran biaya kesehatan di seluruh dunia. Salah satu komplikasi dari fraktur colles adalah kekakuan sendi yang menyebabkan berkurangnya kemampuan untuk menggerakkan pergelangan tangan setelah tindakan immobilisasi dihentikan.
Metode : Penelitian ini merupakan penelitian analitik non eksperimental dengan rancangan cross sectional yang menggunakan responden sebanyak 13 orang yang menjalani fisioterapi di RS PKU Muhammadiyah Gamping dan telah memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi periode Maret-Oktober 2018. Responden mengisi kuesioner S-IPAQ (Short-International Physical Activity Questionnare) dan PRWE (Patient Rated Wrist Evaluation) untuk menilai tingkat aktivitas fisik dan derajat kekakuan sendi.
Hasil : Didapatkan rata-rata responden berusia 63 tahun, dengan tingkat aktivitas fisik sedang dan derajat kekakuan sendi berat
Kesimpulan : Tidak terdapat hubungan bermakna antara usia dengan derajat kekakuan sendi (p = 0,334) dan antara aktivitas fisik dengan derajat kekakuan sendi (p = 0,551). Namun terdapat hubungan bermakna antara lama fisioterapi dengan derajat kekakuan sendi (p = 0,005). Hasil penelitian ini dianalisis menggunakan software SPSS version 15 dan diuji menggunakan Spearman Correlation. | en_US |
dc.publisher | FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA | en_US |
dc.subject | Fraktur Colles, Aktivitas Fisik, Kekakuan Sendi | en_US |
dc.title | HUBUNGAN ANTARA USIA DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN DERAJAT KEKAKUAN SENDI PADA PASIEN FRAKTUR COLLES YANG MENJALANI FISIOTERAPI DI RS PKU MUHAMMADIYAH GAMPING SLEMAN YOGYAKARTA | en_US |
dc.type | Thesis
SKR
FKIK
094 | en_US |