dc.contributor.advisor | ARTHA, NUR M | |
dc.contributor.author | PUSPAWENING, STELLA ROSITA | |
dc.date.accessioned | 2019-07-12T07:40:53Z | |
dc.date.available | 2019-07-12T07:40:53Z | |
dc.date.issued | 2016-06-02 | |
dc.identifier.uri | http://repository.umy.ac.id/handle/123456789/27942 | |
dc.description | Latar Belakang: Kejadian kejang demam membawa kekhawatiran bagi orang tua terkait risiko rekurensi dan kejadian epilepsi dikemudian hari. Beberapa penelitian telah dilakukan untuk mengetahui hubungan antara anemia defisiensi besi dengan kejang demam namun hasilnya kontroversial. Penelitian ini dilakukan untuk membandingkan kejadian anemia defisiensi besi pada kelompok anak kejang demam dengan kelompok anak tidak kejang demam.
Metode: Studi Kasus Kontrol dilakukan terhadap 160 anak umur 18 – 60 bulan yang dirawat di RS PKU 1 Muhammadiyah Yogyakarta selama periode tahun 2010-2014. Kadar eritrosit, hemoglobin, Mean Corpuscular Volume, dan Menzter index digunakan untuk mendiagnosis anemia defisiensi besi. Analisis data yang digunakan adalah uji Chi-square untuk mengetahui perbedaan kejadian anemia defisiensi besi pada kelompok anak kejang demam dengan kelompok anak bukan kejang demam. Oddratio dicari menggunakan regresi logistik pada program SPSS.
Hasil: Tiga anak (1,86%) pada kelompok kasus mengalami anemia defisiensi besi dibandingkan dengan 2 anak (1,2%) pada kelompok kontrol (p= 0,68). Odd Ratio untuk anemia defisiensi besi pada anak kejang demam adalah 1,52 (CI 95%, 0,25 – 9,33) dibandingkan dengan anak bukan kejang demam.
Kesimpulan: Tidak ada perbedaan secara statistik antara anak yang mengalami anemia defisiensi besi dan tidak mengalami anemia defisiensi besi dengan kejadian kejang demam. | en_US |
dc.description.abstract | Background: Febrile seizure bring on fear to parent because of the recurrence risk and incidence of epilepsy in the future. Many research had been done to identify the association between iron deficiency anemia with febrile seizure but they showed contradictory result. This study was done to compare the incidence of iron deficiency anemia in the group of children with febrile seizure and group of children without febrile seizure.
Methods: A case control study was conducted on 160 children aged 18 – 60 months that hospitalized at PKU 1 Muhammadiyah Yogyakarta Hospital during the period of 2010 - 2014. Levels of Erythrocytes, Hemoglobin, Mean Corpuscular Volume and Menzter Index was used to diagnose iron deficiency anemia. Data were analyzed by Chi-Square test to determine differences in the incidence of iron deficiency anemia in the group of children with febrile seizure and group of children without febrile seizure. Odds ratios were estimated by logistic regression on SPSS.
Result: Three children (1,86%) in case group experiencing iron deficiency anemia compared to 2 children (1,2%) in the control group (p=0,68). Odd Ratio for iron deficiency anemia in children with febrile seizure was 1,52 (CI 95%, 0,25 – 9,33) compared to children without febrile seizure.
Conclusion: There was no statistically difference between children with iron deficiency anemia and without iron deficiency anemia in febrile seizure children | en_US |
dc.publisher | FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA | en_US |
dc.subject | Febrile Seizure, Iron deficiency anemia, Menzter Index. | en_US |
dc.title | ANEMIA DEFISIENSI BESI SEBAGAI FAKTOR RISIKO KEJANG DEMAM PADA ANAK USIA 18 – 60 BULAN DI RS PKU 1 MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA | en_US |
dc.type | Thesis
SKR
FKIK
010 | en_US |