dc.contributor.advisor | MAZIYYAH, NURUL | |
dc.contributor.author | KUSUMA, NANDY SURYA | |
dc.date.accessioned | 2019-08-31T01:28:04Z | |
dc.date.available | 2019-08-31T01:28:04Z | |
dc.date.issued | 2019-07-22 | |
dc.identifier.uri | http://repository.umy.ac.id/handle/123456789/28465 | |
dc.description | Albumin merupakan koloidal protein, plasma ekspander yang berperan penting dalam regulasi volume sirkulasi darah, dan merupakan protein terbanyak dalam plasma darah yakni 55–60% dari total protein plasma. Menurunnya kadar albumin (hipoalbuminemia) dapat menyebabkan penurunan sintesis maupun peningkatan destruksi/kehilangan albumin yang membahayakan jiwa penderita, dan gangguan keseimbangan cairan/tekanan onkotik pada tubuh, sehingga albumin digunakan sebagai terapi pada kondisi hipoalbuminemia. Albumin merupakan obat mahal yang dikaitkan dengan keterbatasan di pasaran dan kesulitan dalam proses produksi, sehingga penggunaannya merupakan isu yang kontroversial. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji biaya penggunaan albumin dengan melihat gambaran biaya medis langsung pada pasien yang mendapatkan terapi albumin serta melihat apakah ada perbedaan biaya penggunaan albumin yang signifikan pada berbagai kondisi pasien.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif observasional dengan desain penelitian cross-sectional. Pengambilan data dimulai pada bulan November-Desember 2018 dilakukan secara retrospektif dengan melihat data pasien pada Rekam Medik dan Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit. Jumlah populasi pada penelitian ini sebanyak 75 pasien dan kemudian dilakukan total sampling. Analisis data pada penelitian ini menggunakan analisis deskriptif dan untuk kelompok diagnosis dengan jumlah pasien minimal 3 dilakukan uji statistik non-parametrik Kruskal-Wallis untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan biaya penggunaan albumin pada berbagai kondisi.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa diagnosis pasien yang mendapat terapi albumin (minimal 3 pasien) adalah Stroke, Diabetes melitus, Sepsis, Infark serebral, Neoplasma, Gangguan metabolisme protein-plasma, Pneumonia, Congestive heart failure, dan Anemia. Gambaran biaya medis langsung pada pasien yang mendapatkan terapi albumin paling besar terdapat pada diagnosis neoplasma dengan rata-rata total biaya medis langsung sebesar Rp.76.929.989,- yang meliputi biaya rawat inap, biaya obat, biaya fasilitas rumah sakit, biaya laboratorium, biaya kesehatan lainnya, biaya dokter, dan biaya visite. Hasil dari analisis data biaya penggunaan albumin pada berbagai kondisi pasien menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan biaya pengunaan albumin yang signifikan pada berbagai kondisi pasien (p>0,05), sehingga efisiensi penggunaan terapi albumin dapat lebih difokuskan pada efektifitas dan outcome klinis pasien. | en_US |
dc.description.abstract | Albumin is a colloidal protein, plasma expander which plays an important role in regulation of blood circulation volume, and is the most protein in blood plasma, 55-60% of total plasma protein. Decreased albumin levels (hypoalbuminemia) can cause a decrease in the synthesis and increase of albumin destruction/loss that endangers the lives of sufferers, and impaired fluid balance/oncotic pressure in the body, so that albumin is used as a therapy in conditions of hypoalbuminemia. Albumin is an expensive drug that is associated with limitations in the market and difficulties in the production process, so its use is a controversial issue. This study aims to assess the cost of using albumin by looking at an overview of direct medical costs in patients receiving albumin therapy and seeing whether there are significant differences in the cost of using albumin in a variety of patient conditions.
This research uses descriptive observational method with cross-sectional research design. Data collection began in November-December 2018 conducted retrospectively by looking at patient data in the Medical Record and Hospital Management Information System. The total population in this study was 75 patients and then total sampling was carried out. Data analysis in this study used descriptive analysis and for the diagnosis group with a number of patients at least 3 Kruskal-Wallis non-parametric statistics were conducted to determine whether there were differences in the cost of using albumin in various conditions.
The results of this study indicate that the diagnosis of patients receiving albumin therapy (at least 3 patients) is stroke, diabetes mellitus, sepsis, cerebral infarction, neoplasm, impaired plasma protein metabolism, pneumonia, congestive heart failure, and anemia. The picture of direct medical costs in patients who get albumin therapy is greatest in the diagnosis of neoplasms with an average total direct medical costs of Rp.76,929,989,- which includes the cost of hospitalization, drug costs, hospital facility costs, laboratory costs, fees other health, doctor fees, and visite fees. The results of analysis the cost of albumin data on various patient conditions indicate that there is no significant difference in the cost of albumin use in various patient conditions (p> 0.05), so that the efficiency of using albumin therapy can be more focused on the patient's clinical effectiveness and outcome. | en_US |
dc.publisher | FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA | en_US |
dc.subject | Cost, Albumin, Various Patient Conditions | en_US |
dc.title | KAJIAN BIAYA PASIEN YANG MENGGUNAKAN ALBUMIN PADA BERBAGAI KONDISI DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH GAMPING PERIODE 2015-2017 | en_US |
dc.type | Thesis
SKR
154 | en_US |