Show simple item record

dc.contributor.advisorHAPSARI, TWEDIANA BUDI
dc.contributor.authorAKBARYANTI, RIZQI RAHAYU
dc.date.accessioned2019-09-05T02:06:10Z
dc.date.available2019-09-05T02:06:10Z
dc.date.issued2019
dc.identifier.urihttp://repository.umy.ac.id/handle/123456789/28660
dc.descriptionKomunikasi antarbudaya adalah komunikasi yang terjadi di antara orang-orang yang memiliki latar belakang budaya yang berbeda. Penelitian ini berfokus pada masalah proses komunikasi antar budaya yang terjadi pada masyarakat China Tionghoa dan Jawa Islam di Kampung Ketandan. Selain itu, penelitian ini juga berfokus pada akulturasi dalam bentuk komunikasi antar kelompok beragama dan bagaimana tingkat kerukunan yang terjalin antar masyarakat keturunan Tionghoa atau Cina dengan masyarakat Jawa yang telah terjalin cukup lama di Kampung Ketandan Yogyakarta. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui komunikasi budaya dalam proses adaptasi serta proses akulturasi antara masyarakat China Tionghoa dan Jawa Islam di Kampung Ketandan Yogyakarta. Selain itu, penelitian ini juga ditujukan untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat komunikasi antar budaya dan agama dalam proses akulturasi budaya di Kampung Ketandan Yogyakarta. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif, yang dianggap sesuai untuk mendapatkan data dan juga informasi mengenai komunikasi antar budaya di masyarakat Ketandan. Observasi adalah metode pertama yang dilakukan untuk mengumpulkan data dan informasi. Setelah itu, wawancara langsung dilakukan dengan masyarakat kampung Ketandan selaku narasumber. Temuan penelitian menunjukkan bahwa proses komunikasi masyarakat dengan budaya yang berbeda ini dapat terjalin dengan baik dan efektif terbukti dengan terjadinya komunikasi berbeda latar belakang ini di jalan, pasar maupun di kampung tepatnya di toko emas milik warga Tionghoa. Namun terjadi proses komunikasi yang kurang intensif kerena tidak sinkronnya bahasa dari masing-masing budaya. Selanjutnya wujud akulturasi kebudayaan tersebut dapat dilihat pada bentuk bangunan, bahasa, wayang China-Jawa, dan pekan budaya Tionghoa Yogyakarta. Akulturasi budaya Tionghoa dan budaya asli Jawa dapat dilihat dengan adanya bangunan-bangunan yang memiliki atap yang berbentuk gunungan dan berbentuk lancip. Selain itu, terdapat juga bangunan yang masih mempertahankan ciri khas rumah Tionghoa misalnya jangkar yang ada di dinding. Bangunanbangunan yang ada di Ketandan sebagian juga masih mempertahankan fungsi perdagangan. Kesimpulan studi ini adalah Kawasan Ketandan memiliki kondisi khas bangunan Tionghoa yang sebagian masih dipertahankan bentuk bangunannya. Fungsi- fungsi perdagangan dan perekonomian masih kentara di kawasan ini. Selain itu, akulturasi budaya Jawa dan Tionghoa juga muncul dan mewarnai keberagaman citra Kota Budaya. Kataen_US
dc.description.abstractKomunikasi antarbudaya adalah komunikasi yang terjadi di antara orang-orang yang memiliki latar belakang budaya yang berbeda. Penelitian ini berfokus pada masalah proses komunikasi antar budaya yang terjadi pada masyarakat China Tionghoa dan Jawa Islam di Kampung Ketandan. Selain itu, penelitian ini juga berfokus pada akulturasi dalam bentuk komunikasi antar kelompok beragama dan bagaimana tingkat kerukunan yang terjalin antar masyarakat keturunan Tionghoa atau Cina dengan masyarakat Jawa yang telah terjalin cukup lama di Kampung Ketandan Yogyakarta. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui komunikasi budaya dalam proses adaptasi serta proses akulturasi antara masyarakat China Tionghoa dan Jawa Islam di Kampung Ketandan Yogyakarta. Selain itu, penelitian ini juga ditujukan untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat komunikasi antar budaya dan agama dalam proses akulturasi budaya di Kampung Ketandan Yogyakarta. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif, yang dianggap sesuai untuk mendapatkan data dan juga informasi mengenai komunikasi antar budaya di masyarakat Ketandan. Observasi adalah metode pertama yang dilakukan untuk mengumpulkan data dan informasi. Setelah itu, wawancara langsung dilakukan dengan masyarakat kampung Ketandan selaku narasumber. Temuan penelitian menunjukkan bahwa proses komunikasi masyarakat dengan budaya yang berbeda ini dapat terjalin dengan baik dan efektif terbukti dengan terjadinya komunikasi berbeda latar belakang ini di jalan, pasar maupun di kampung tepatnya di toko emas milik warga Tionghoa. Namun terjadi proses komunikasi yang kurang intensif kerena tidak sinkronnya bahasa dari masing-masing budaya. Selanjutnya wujud akulturasi kebudayaan tersebut dapat dilihat pada bentuk bangunan, bahasa, wayang China-Jawa, dan pekan budaya Tionghoa Yogyakarta. Akulturasi budaya Tionghoa dan budaya asli Jawa dapat dilihat dengan adanya bangunan-bangunan yang memiliki atap yang berbentuk gunungan dan berbentuk lancip. Selain itu, terdapat juga bangunan yang masih mempertahankan ciri khas rumah Tionghoa misalnya jangkar yang ada di dinding. Bangunanbangunan yang ada di Ketandan sebagian juga masih mempertahankan fungsi perdagangan. Kesimpulan studi ini adalah Kawasan Ketandan memiliki kondisi khas bangunan Tionghoa yang sebagian masih dipertahankan bentuk bangunannya. Fungsi- fungsi perdagangan dan perekonomian masih kentara di kawasan ini. Selain itu, akulturasi budaya Jawa dan Tionghoa juga muncul dan mewarnai keberagaman citra Kota Budaya. Kataen_US
dc.publisherFAKULTAS AGAMA ISLAM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTAen_US
dc.subjectKomunikasi Antarbudaya, Akulturasien_US
dc.titleKOMUNIKASI ANTARBUDAYA DAN AGAMA DALAM PROSES AKULTURASI BUDAYA (STUDI KASUS PERAYAAN AGAMA TIONGHOA KONGHUCU DAN JAWA ISLAM DI KAMPUNG KETANDAN YOGYAKARTA)en_US
dc.typeThesisen_US


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record