dc.contributor.advisor | HARSANTO, PUJI | |
dc.contributor.author | TSAURY, MUHAMMAD SUFYAN | |
dc.date.accessioned | 2019-09-11T03:09:26Z | |
dc.date.available | 2019-09-11T03:09:26Z | |
dc.date.issued | 2019-07-16 | |
dc.identifier.uri | http://repository.umy.ac.id/handle/123456789/28749 | |
dc.description | Analisis hidrologi merupakan bagian dari perencanaan suatu bangunan air.
Ketersediaan data yang cukup sebagai data masukan menjadi hal yang penting.
Namun demikian masih terdapat beberapa permasalahan data, seperti minimnya
jumlah tahun, data tidak lengkap, atau jumlah stasiun kurang merata. Seiring
berkembangnya teknologi, permasalahan tersebut dapat diselesaikan dengan
mengganti data pengamatan berbasis darat dengan pengamatan satelit yang
memiliki resolusi spasial dan temporal tinggi, cakupan wilayah luas, akses cepat,
dan ekonomis. Penelitian ini dilakukan untuk validasi dan koreksi data satelit
TRMM terhadap data observasi pada stasiun AWLR Gemawang dengan Metode
SCS. Hasil penelitian menunjukkan jeda waktu rata-rata pengukuran curah hujan
satelit dan permukaan kurang lebih 8.5 jam. Hari analisis indeks kesesuaian dan
efisiensi, data satelit TRMM mendapat hasil koefisien korelasi rata-rata debit ARRAWLR
sebesar 0.2416 yang dikategorikan sebagai data keofisien rendah dan
TRMM-AWLR sebesar 0.1041 yang dikategorikan sebagai data koefisien cukup
rendah, sedangkan untuk koefisien efisiensi mendapat nilai rata-rata 1.67 yang
dikategorikan sebagai data optimasi yang sangat efisien. Hasil analisis kesalahan
model dapat disimpulkan bahwa data curah hujan TRMM masih kurang akurat,
untuk itu perlu dilakukan peningkatan akurasi. Hal tersebut diakibatkan oleh jeda
waktu hujan yang terjadi antara pengukuran hujan ARR dan TRMM. Semakin
mendekati nilai 0 (nol) maka hasil pemodelan semakin baik. | en_US |
dc.description.abstract | The hydrological analysis is part of planning a water building. The
availability of sufficient data as input data is important. However, there are still
some data problems, such as the minimum number of years, incomplete data, or the
number of stations is less evenly distributed. As technology develops, these
problems can be solved by replacing ground-based observation data with satellite
observations that have high spatial and temporal resolution, wide-area coverage,
fast access, and economy. This research was conducted to validate and correct
TRMM satellite data on observation data at the AWLR Gemawang station with the
SCS Method. The results of the study showed that the average time lag of satellite
and surface rainfall measurements was approximately 8.5 hours. Days of
conformity index and efficiency analysis, TRMM satellite data got the correlation
coefficient average ARR-AWLR discharge of 0.2416 which is categorized as lowefficiency
data and TRMM-AWLR of 0.1041 which is categorized as quite low
coefficient data, while efficiency coefficient gets average value 1.67 which is
categorized as highly efficient optimization data. The results of the analysis of
model errors can be concluded that TRMM rainfall data is still inaccurate,
therefore it is necessary to increase accuracy. This is caused by the rain time lag
that occurs between rain measurements of ARR and TRMM. The closer to the value
of 0 (zero), the better the modeling results. | en_US |
dc.publisher | FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA | en_US |
dc.subject | hydrology, trmm, validation, scs method, correlation | en_US |
dc.title | ANALISIS LIMPASAN LANGSUNG METODE SCS MENGGUNAKAN DATA HUJAN TRMM STUDI KASUS SUBDAS CODE HULU | en_US |
dc.type | Thesis
SKR
FT
222 | en_US |