Show simple item record

dc.contributor.advisor
dc.contributor.authorUTAMI, EMY PRATIWI
dc.date.accessioned2019-09-30T01:21:46Z
dc.date.available2019-09-30T01:21:46Z
dc.date.issued2019
dc.identifier.urihttp://repository.umy.ac.id/handle/123456789/29179
dc.descriptionPilkada pertama kali dalam pemilihan gubernur ini mendapatkan hal yang tidak biasa terjadi dalam pemilukada lain nya, karena setelah proses pemungutan suara berlangsung dan kemudian melakukan perhitungan suara yang di peroleh antar Cagub-Cawagub muncul ganjalan kepada pihak yang kalah. Pihak yang kalah menuntut secara langsung kepada KPU. Pada akhirnya pihak yang kalah berakibat pada unjuk rasa, awal nya unjuk rasa berlangsung dalam kondisi hukum namun pada akhirnya terjadi kerusuhan yang membuat mobil dinas dari gubernur dibakar bahkan massa membakar kantor gubernur. Hal ini sangat fatal di lakukan karena fasilitas umum menjadi rusak parah dan tidak bisa di gunakan dalam waktu yang dekat. Penelitian ini merupakan penelitian dekriptif kualitatif dimana penulis melukiskan keadaan dilapangan apa adanya tanpa direkayasa. Teknik pengumpulan data penulis lakukan dengan menyebar kuesioner, wawancara tertulis dengan observasi langsung dilapangan. Lokasi penelitian yaitu di Provinsi Kalimantan Utara dan tepatnya di Kabupaten Bulungan yang mana itu adalah lokasi kejadian tersebut. Analisis data merupakan suatu proses untuk memilah-milah data yang telah dikumpulkan melalui kuesioner, wawancara dan observasi agar menjadi kesatuan yang dapat dikelola serta mencari apa yang penting dan apa yang dibutuhkan dalam penelitian. Kesimpulan menunjukkan bahwa masyarakat provinsi Kalimantan Utara belum bisa meyakini bahwa dari figur pendatang yang memimpin provinsi Kalimantan Utara tersebut dan cara memunculkan rasa nasionalisme dengan memperbanyak penataran baik dalam bentuk pendidikan, maupun keagamaan.en_US
dc.description.abstractPilkada pertama kali dalam pemilihan gubernur ini mendapatkan hal yang tidak biasa terjadi dalam pemilukada lain nya, karena setelah proses pemungutan suara berlangsung dan kemudian melakukan perhitungan suara yang di peroleh antar Cagub-Cawagub muncul ganjalan kepada pihak yang kalah. Pihak yang kalah menuntut secara langsung kepada KPU. Pada akhirnya pihak yang kalah berakibat pada unjuk rasa, awal nya unjuk rasa berlangsung dalam kondisi hukum namun pada akhirnya terjadi kerusuhan yang membuat mobil dinas dari gubernur dibakar bahkan massa membakar kantor gubernur. Hal ini sangat fatal di lakukan karena fasilitas umum menjadi rusak parah dan tidak bisa di gunakan dalam waktu yang dekat. Penelitian ini merupakan penelitian dekriptif kualitatif dimana penulis melukiskan keadaan dilapangan apa adanya tanpa direkayasa. Teknik pengumpulan data penulis lakukan dengan menyebar kuesioner, wawancara tertulis dengan observasi langsung dilapangan. Lokasi penelitian yaitu di Provinsi Kalimantan Utara dan tepatnya di Kabupaten Bulungan yang mana itu adalah lokasi kejadian tersebut. Analisis data merupakan suatu proses untuk memilah-milah data yang telah dikumpulkan melalui kuesioner, wawancara dan observasi agar menjadi kesatuan yang dapat dikelola serta mencari apa yang penting dan apa yang dibutuhkan dalam penelitian. Kesimpulan menunjukkan bahwa masyarakat provinsi Kalimantan Utara belum bisa meyakini bahwa dari figur pendatang yang memimpin provinsi Kalimantan Utara tersebut dan cara memunculkan rasa nasionalisme dengan memperbanyak penataran baik dalam bentuk pendidikan, maupun keagamaan.en_US
dc.publisherFISIP UMYen_US
dc.subjectGERAKAN PENOLAKANen_US
dc.subjectPRIBUMIen_US
dc.subjectPILKADAen_US
dc.titleFAKTOR PENOLAKAN MASYARAKAT PRIBUMI PADA KEPEMIMPINAN PENDATANG PADA PILKADA KALIMANTAN UTARA TAHUN 2015en_US
dc.typeThesis SKR FISIP 237en_US


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record