Show simple item record

dc.contributor.advisorPARWOTO, PARWOTO
dc.contributor.authorULFINA, IFTITAH RADITA
dc.date.accessioned2019-10-21T02:46:58Z
dc.date.available2019-10-21T02:46:58Z
dc.date.issued2019-10-16
dc.identifier.urihttp://repository.umy.ac.id/handle/123456789/29838
dc.descriptionPenelitian ini bertujuan untuk menganalisis kemandirian dan ketergantungan keuangan pemerintah daerah kabupaten/kota di wilayah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan penyebab perbedaan tingkat kemandirian. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kuantitatif dan kualitatif dengan populasi pemerintahan kabupaten dan pemerintah kota di DIY tahun 2016-2018. Kemudian dilakukan analisis terhadap Laporan Realisasi APBD dengan menggunakan Rasio Kemandirian dan Rasio Ketergantungan. Hasil penelitian menunjukkan pada tahun 2016 – 2018 tingkat kemandirian paling tinggi dimiliki oleh Kota Yogyakarta dengan rata-rata 60% dan Kabupaten Gunung Kidul memiliki tingkat kemandirian paling rendah dengan rata-rata pertahun 16%. Rasio Ketergantungan tertinggi dimiliki oleh Kabupaten Gunung Kidul rata-rata mencapai 83% dan Kota Yogyakarta memiliki tingkat ketergantungan terendah dengan rata-rata sebesar 63%. Faktor utama perbedaan tingkat kemandirian terletak pada potensi daerah yang dimiliki serta belum maksimalnya peran SDM dalam pengelolaan potensi daerah.en_US
dc.description.abstractThis research aims to analyze the local government financial independence and dependence of the regencies/ municipalities in Special Region of Yogyakarta (DIY) and the causes of the independence level differences. The research method used was descriptive quantitative and qualitative with the population of the regencies and municipalities in DIY in 2016-2018. The analysis taken toward the Realization Reports of the Regional Income and Expenditure Budget (APBD) applied the Independence Ratio and Dependence Ratio. The research results show that in 2016-2018, the highest independence level was achieved by Yogyakarta Municipality with the average of 60%. On the other hand, Gunung Kidul Regency had the lowest independence level with the average of 16% each year. The highest Independence Ratio was shown by Gunung Kidul Regency reaching the average of 83% while Yogyakarta Municipality had the lowest Independence Ratio having the average of 63%. The main factors of the independence level differences lie on the local potentials possessed by each area and the unoptimized role of human resources in the management of local potentials.en_US
dc.publisherPROGRAM VOKASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTAen_US
dc.subjectIndependence ratio, dependence ratio, local financeen_US
dc.titleANALISIS KEMANDIRIAN DAN KETERGANTUNGAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH DI WILAYAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTAen_US
dc.title.alternativeStudi Kasus Kabupaten/Kota Di Wilayah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2016 – 2018en_US
dc.typeThesis SKR VOK 42en_US


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record