Show simple item record

dc.contributor.advisor
dc.contributor.authorHARIYANTO, MUHSIN
dc.date.accessioned2016-09-27T21:14:35Z
dc.date.available2016-09-27T21:14:35Z
dc.date.issued2015
dc.identifier.urihttp://repository.umy.ac.id/handle/123456789/3090
dc.description.abstractIbnu Athaillah as-Sakandari, misalnya -- dalam kitab al-Hikam – pernah menyatakan, bahwa di dalam diri manusia terdapat bagian yang namanya ’al-qalb’ (hati). Hati inilah yang berkemampuan untuk menjadikan seseorang (dan jga komunitas manusia) ’selamat’ atau ’tidak’. Hati inilah yang juga yang bisa menumbuhkan iman dan berseminya amal shalih. Kegersangan hati – yang ditandai oleh keringnya iman dan keengganan beramal shalih -- manusia hanya bisa disembuhkan oleh kedekatan dirinya kepada Allah SWT, yang – ketika kita tengah berada dalam kubangan kemaksiatan -- hanya ada satu cara untuk melakukannya, yaitu: ”ber-’uzlah” (mengasingan diri). ’Uzlah adalah sebuah cara untuk menghadapkan hati secara terarah ’khusus’ kepada Allah SWT, yang dengan cara itu hati manusia akan terbebaskan dari kubangan kemaksiatan.
dc.publisherSUARA MUHAMMADIYAH
dc.subject'UZLAHen_US
dc.title'UZLAH DI TENGAH KERAMAIAN, MUNGKINKAH?en_US
dc.typeArticleen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record