dc.contributor.advisor | WIDODO, WAHYU | |
dc.contributor.author | REZKY MAUREZKY, MUHAMMAD | |
dc.date.accessioned | 2020-01-22T02:47:27Z | |
dc.date.available | 2020-01-22T02:47:27Z | |
dc.date.issued | 2020-01-04 | |
dc.identifier.uri | http://repository.umy.ac.id/handle/123456789/31230 | |
dc.description | Kinerja suatu simpang merupakan faktor utama dalam menentukan penanganan yang paling tepat untuk mengoptimalkan fungsi simpang. Kota Yogyakarta memiliki pertumbuhan penduduk yang meningkat setiap tahunnya atau dengan kata lain semakin banyak penduduk yaitu semakin berdampak juga pada sistem transportasi di daerah tersebut. Persimpangan pada jalan yang ada di Kota Yogyakarta tidak sepenuhnya simpang bersinyal, ada juga simpang yang tidak bersinyal sehingga mengakibatkan kemacetan pada simpang itu sendiri. Maka penelitian ini menganalisis tentang simpang tak bersinyal pada jalan Godean – Jalan Tambak – Jalan Soragan, Kecamatan Kasihan Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Hal ini bertujuan untuk mengetahui kinerja simpang tak bersinyal berupa nilai kapasitas, derajat kejenuhan, tundaan, peluang antrian dan mencari solusi untuk memecahkan permasalahan pada simpang tersebut dengan menggunakan metode MKJI 1997. Hasil dari penelitian ini yaitu nilai kapasitas 2789,895 smp/jam, nilai derajat kejenuhan 1,358, nilai tundaan -329,761. Untuk meningkatkan kinerja simpang dilakukan alternatif 1 dengan memasang rambu wajib belok kiri untuk arah Utara dan Selatan. kemudian pada alternatif 2 dengan memasang rambu wajib belok kiri dari arah Utara. Sedangkan untuk arah selatan dilakukan sistem satu arah yang dapat dilalui dari arah Timur. Kemudian untuk jalan dari arah Barat dan Timur hanya dapat belok kiri dan lurus. Pada alternatif 3 memasang rambu wajib belok kiri untuk jalan dari arah Utara dan Selatan. Kemudian diberlakukan larangan belok kanan dari arah Barat ke Selatan. Pada alternatif 4 memasang rambu wajib belok kiri untuk arah Utara. Sedangkan untuk arah selatan dilakukan sistem satu arah yang dapat dilalui dari arah Barat dan Timur. Perbaikan simpang pada alternatif 5 yaitu dengan memasang rambu wajib belok kiri untuk jalan dari arah Utara. Sedangkan untuk jalan arah selatan dilakukan sistem satu arah yang dapat dilalui dari arah Barat dan Timur. Dilihat dari kondisi lingkungan, alternatif ke 5 yang paling memungkinkan untuk diterapkan. | en_US |
dc.description.abstract | Kinerja suatu simpang merupakan faktor utama dalam menentukan penanganan yang paling tepat untuk mengoptimalkan fungsi simpang. Kota Yogyakarta memiliki pertumbuhan penduduk yang meningkat setiap tahunnya atau dengan kata lain semakin banyak penduduk yaitu semakin berdampak juga pada sistem transportasi di daerah tersebut. Persimpangan pada jalan yang ada di Kota Yogyakarta tidak sepenuhnya simpang bersinyal, ada juga simpang yang tidak bersinyal sehingga mengakibatkan kemacetan pada simpang itu sendiri. Maka penelitian ini menganalisis tentang simpang tak bersinyal pada jalan Godean – Jalan Tambak – Jalan Soragan, Kecamatan Kasihan Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Hal ini bertujuan untuk mengetahui kinerja simpang tak bersinyal berupa nilai kapasitas, derajat kejenuhan, tundaan, peluang antrian dan mencari solusi untuk memecahkan permasalahan pada simpang tersebut dengan menggunakan metode MKJI 1997. Hasil dari penelitian ini yaitu nilai kapasitas 2789,895 smp/jam, nilai derajat kejenuhan 1,358, nilai tundaan -329,761. Untuk meningkatkan kinerja simpang dilakukan alternatif 1 dengan memasang rambu wajib belok kiri untuk arah Utara dan Selatan. kemudian pada alternatif 2 dengan memasang rambu wajib belok kiri dari arah Utara. Sedangkan untuk arah selatan dilakukan sistem satu arah yang dapat dilalui dari arah Timur. Kemudian untuk jalan dari arah Barat dan Timur hanya dapat belok kiri dan lurus. Pada alternatif 3 memasang rambu wajib belok kiri untuk jalan dari arah Utara dan Selatan. Kemudian diberlakukan larangan belok kanan dari arah Barat ke Selatan. Pada alternatif 4 memasang rambu wajib belok kiri untuk arah Utara. Sedangkan untuk arah selatan dilakukan sistem satu arah yang dapat dilalui dari arah Barat dan Timur. Perbaikan simpang pada alternatif 5 yaitu dengan memasang rambu wajib belok kiri untuk jalan dari arah Utara. Sedangkan untuk jalan arah selatan dilakukan sistem satu arah yang dapat dilalui dari arah Barat dan Timur. Dilihat dari kondisi lingkungan, alternatif ke 5 yang paling memungkinkan untuk diterapkan. | en_US |
dc.publisher | FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA | en_US |
dc.subject | Derajat jenuh, Kapasitas, MKJI 1997, Peluang antrian, Simpang tak bersinyal, Tundaan. | en_US |
dc.title | ANALISIS KINERJA SIMPANG EMPAT TAK BERSINYAL | en_US |
dc.title.alternative | (STUDY KASUS : JALAN GODEAN – JALAN TAMBAK – JALAN SORAGAN) | |
dc.type | Thesis SKR FT 574 | en_US |