dc.contributor.advisor | RASYID, HARYADI ARIF NUUR | |
dc.contributor.author | HARTINA, TRIA | |
dc.date.accessioned | 2020-02-12T02:49:46Z | |
dc.date.available | 2020-02-12T02:49:46Z | |
dc.date.issued | 2019-12-17 | |
dc.identifier.uri | http://repository.umy.ac.id/handle/123456789/31631 | |
dc.description | Keberagaman budaya telah menjadikan indonesia sebagai sebuah simbol dalam bentuk berbagai macam suku. Maka pernikahan beda budaya mudah saja terjadi yang mengharuskan setiap pasangan untuk berinteraksi dengan setiap anggota keluarga besar pasangannya.Namun dalam interaksi tidak selalu mudah, ada saja hambatan yang membatasi interaksi mereka. Beberapa penyebabnya antara lain kecemasan atas kesalahan terjadi dalam berkomunikasi dan bersikap sehingga menimbulkan kesalahpahaman serta ketidakpastian dalam memprediksi perilaku seharusnya bersikap. Sehingga penelitian ini berusaha mengetahui bagaimana pasangan pernikahan awal beda budaya dalam mengelola kecemasan dan ketidakpastian yang mereka alami saat pertama kali berinteraksi dengan setiap anggota keluarga besar pasangannya.
Metode penelitian yang digunakan adalah studi deskriptif dan dianalisa secara kualitatif. Penelitian ini memiliki 4 informan dalam dua pasangan, pasutri Bali–Sunda dan keluarga besar masing-masing. Teori yang digunakan adalah Anxiety/Uncertainty Management dari William B. Gudykunst. Pengumpulan data menggunkan wawancara mendalam dan observasi. Uji validitas data yang digunakan adalah triangulasi sumbe.
Hasil dari penelitian ini bahwa setiap pasangan dapat mengelola kecemasan dan ketidakpastian yang mereka rasakan menjadi turun saat komunikasi pertama kali dengan keluarga besar pasangannya yang disebabkan adanya penerimaan positif dari setiap anggota keluarga. Sehingga mereka mampu memahami komunikasi dan dapat berinteraksi sesuai mereka harapkan, faktor yang mendasari penurunan kecemasan dan ketidakpastian adalah konsep diri dengan karakter kepribadian pasangan kematangan dirinya serta motivasi agar dapat diterima dalam kelompok pasangannya | en_US |
dc.description.abstract | Cultural diversity has made Indonesia a symbol in the form of various tribes. So a marriage of different cultures is easy to happen which requires each partner to interact with each member of the extended family of his partner. However in the interaction is not always easy, there are obstacles that limit their interaction, some of the causes include anxiety over mistakes occur in communication and attitude causing misunderstanding as well as uncertainty in predicting the behavior should behave. So this research tries to find out how early marriage couples differ in culture in managing the anxiety and uncertainty they experience when first interacting with each partner's extended family member.
The research method used is descriptive study and analyzed qualitatively. This study had 4 informants in two couples, Balinese-Sundanese couples and their extended families. The theory used is Anxiety / Uncertainty Management from William B. Gudykunst. Data collection uses in-depth interviews and observations. Data validity test used is sumbang triangulation.
The results of this study that each partner can manage the anxiety and uncertainty that they feel to be down when the first communication with the extended family of their partners caused by positive reception from each family member. So that they are able to understand communication and can interact as they expect, the factors underlying the decline in anxiety and uncertainty are self-concept with the personality traits of the couple's maturity and motivation to be accepted in their partner groups. | en_US |
dc.publisher | FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA | en_US |
dc.subject | Communication Multicultural, Anxiety & Uncertainty, new spouse (husband / wife). | en_US |
dc.title | PENGELOLAAN KECEMASAN & KETIDAKPASTIAN KOMUNIKASI DENGAN KELUARGA BESAR PADA PASANGAN PERNIKAHAN AWAL BEDA BUDAYA | en_US |
dc.type | Thesis
SKR
FISIP
49 | en_US |