dc.contributor.advisor | KHILMIYAH, AKIF | |
dc.contributor.author | KHASANAH, ANA USWATUN | |
dc.date.accessioned | 2020-02-22T06:06:11Z | |
dc.date.available | 2020-02-22T06:06:11Z | |
dc.date.issued | 2019-12-20 | |
dc.identifier.uri | http://repository.umy.ac.id/handle/123456789/31946 | |
dc.description | Penelitian ini bertujuan (1) untuk menyebutkan bentuk budaya lokal yang dijalankan dalam pendidikan karakter, (2) untuk menganalisis strategi yang dilakukan sekolah untuk penanaman karakter melalui budaya lokal, (3) untuk menjelaskan proses penanaman karakter melalui budaya lokal, (4) untuk mengetahui keberhasilan penanaman karakter pada siswa SD di Kecamatan Srandakan. Penelitian ini menggunakan pendekatan mixed method dengan jenis penelitian deskriptif analitis. Terdapat 2 lokasi penelitian diantaranya SD N Koripan dan MI Ma’arif Sambeng. Subyek penelitian meliputi kepala sekolah, guru dan orangtua siswa. Teknik pengumpulan sampel dalam penelitian ini adalah random purposive sampling. Teknik pengumpulan random purposive sampling karena hanya yang mengikuti budaya lokal seperti hadroh, macapat, tarian, tembang jawa, drumband, dan karawitan di SD Negeri Koripan dan MI Ma’arif Sambeng. Teknik pengumpulan data terdiri dari observasi, wawancara, angket dan dokumentasi. Teknik analisis data kualitatif menggunakan tiga tahap yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Sedangkan data kuantitatif dianalisis dengan statistik deskriptif.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa (1) terdapat beberapa wujud budaya lokal diantaranya karawitan, tari-tarian, macapat, tembang jawa, hadroh, hafalan asmaul husna dan permainan tradisonal. Sedangkan permainan tradisonal meliputi angkling, bekelan, lompat tali, jamuran, cublak-cublak suweng, petak umpet, dan sluku-sluku bathok. Setiap wujud budaya lokal memiliki nilai pendidikan karakter, (2) sekolah menggunakan strategi pembiasaan, keteladanan, dan intergrasi dalam mata pelajaran. Adapun faktor pendukung dan penghambat dalam penanaman pendidikan karakter. Faktor pendukung diantaranya bimbingan atau motivasi dari wali kelas masing-masing dan diterapkannya reward dan punishment. Sedangkan faktor penghambat karena pengaruh lingkungan dari luar, seperti pergaulan diluar rumah, (3) proses pembentukan pendidikan karakter diantaranya ada materi, media, metode, dan penilaian. (4) keberhasilan pembentukan pendidikan karakter menunjukan bahwa pendidikan karakter secara keseluruhan termasuk dalam kategori tinggi. Berdasarkan penghitungan statistik menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara SD N Koripan dan MI Ma’arif Sambeng pada keberhasilan penanaman pendidikan karakter. | en_US |
dc.description.abstract | Penelitian ini bertujuan (1) untuk menyebutkan bentuk budaya lokal yang dijalankan dalam pendidikan karakter, (2) untuk menganalisis strategi yang dilakukan sekolah untuk penanaman karakter melalui budaya lokal, (3) untuk menjelaskan proses penanaman karakter melalui budaya lokal, (4) untuk mengetahui keberhasilan penanaman karakter pada siswa SD di Kecamatan Srandakan. Penelitian ini menggunakan pendekatan mixed method dengan jenis penelitian deskriptif analitis. Terdapat 2 lokasi penelitian diantaranya SD N Koripan dan MI Ma’arif Sambeng. Subyek penelitian meliputi kepala sekolah, guru dan orangtua siswa. Teknik pengumpulan sampel dalam penelitian ini adalah random purposive sampling. Teknik pengumpulan random purposive sampling karena hanya yang mengikuti budaya lokal seperti hadroh, macapat, tarian, tembang jawa, drumband, dan karawitan di SD Negeri Koripan dan MI Ma’arif Sambeng. Teknik pengumpulan data terdiri dari observasi, wawancara, angket dan dokumentasi. Teknik analisis data kualitatif menggunakan tiga tahap yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Sedangkan data kuantitatif dianalisis dengan statistik deskriptif.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa (1) terdapat beberapa wujud budaya lokal diantaranya karawitan, tari-tarian, macapat, tembang jawa, hadroh, hafalan asmaul husna dan permainan tradisonal. Sedangkan permainan tradisonal meliputi angkling, bekelan, lompat tali, jamuran, cublak-cublak suweng, petak umpet, dan sluku-sluku bathok. Setiap wujud budaya lokal memiliki nilai pendidikan karakter, (2) sekolah menggunakan strategi pembiasaan, keteladanan, dan intergrasi dalam mata pelajaran. Adapun faktor pendukung dan penghambat dalam penanaman pendidikan karakter. Faktor pendukung diantaranya bimbingan atau motivasi dari wali kelas masing-masing dan diterapkannya reward dan punishment. Sedangkan faktor penghambat karena pengaruh lingkungan dari luar, seperti pergaulan diluar rumah, (3) proses pembentukan pendidikan karakter diantaranya ada materi, media, metode, dan penilaian. (4) keberhasilan pembentukan pendidikan karakter menunjukan bahwa pendidikan karakter secara keseluruhan termasuk dalam kategori tinggi. Berdasarkan penghitungan statistik menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara SD N Koripan dan MI Ma’arif Sambeng pada keberhasilan penanaman pendidikan karakter. | en_US |
dc.publisher | FAKULTAS AGAMA ISLAM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA | en_US |
dc.subject | Strategi, Pendidikan Karakter, Budaya Lokal | en_US |
dc.title | STRATEGI SEKOLAH DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER MELALUI PENANAMAN NILAI-NILAI BUDAYA LOKAL PADA SISWA SD DI KECAMATAN SRANDAKAN | en_US |
dc.type | Thesis SKR FAI 394 | en_US |