dc.contributor.advisor | | |
dc.contributor.author | TALAOHU, SITIHATIJA NURHUDA | |
dc.date.accessioned | 2020-02-26T05:53:55Z | |
dc.date.available | 2020-02-26T05:53:55Z | |
dc.date.issued | 2019-12-19 | |
dc.identifier.uri | http://repository.umy.ac.id/handle/123456789/32047 | |
dc.description | This thesis attempts to explain what factors become the obstacles of China in achieving reunification with Taiwan. Reunification has been a very urgent necessity for China to make Taiwan recognize as part of the People's Republic of China and reunite with them. Many efforts have been made by China to reunite Taiwan, one of them by offering a "One Country Two Systems" model that will make Taiwan as a Special Administrative Region of China where Taiwan can regulate its own life as before. However, with "One Country Two Systems" model has not been able to make China succeed in achieving reunification. Using the theory of integration by Michael Haas, the obstacles of China in achieving reunification with Taiwan caused by several factors which are the differences in political ideology between China and Taiwan and also Taiwan prefer to be a sovereign state | en_US |
dc.description.abstract | Karya tulis ini berusaha menjelaskan mengenai faktor apa saja yang menjadi hambatan bagi Tiongkok dalam mewujudkan reunifikasi dengan Taiwan. Reunifikasi telah menjadi kebutuhan yang sangat mendesak bagi Tiongkok untuk membuat Taiwan mengakui sebagai bagian dari Republik Rakyat Tiongkok dan bersatu kembali dengannya. Berbagai upaya telah dilakukan oleh Tiongkok, salah satunya yaitu dengan menawarkan model “Satu Negara Dua Sistem” yang akan menjadikan Taiwan sebagai Daerah Administratif Khusus Tiongkok dimana Taiwan dapat mengatur kehidupannya sendiri seperti semula. Namun, dengan model “Satu Negara Dua Sistem” belum dapat membuat Tiongkok berhasil mewujudkan reunifikasi. Dengan menggunakan teori integrasi yang dikemukakan oleh Michael Haas, hambatan Tiongkok dalam mewujudkan reunifikasi dengan Taiwan disebabkan oleh beberapa faktor yaitu adanya perbedaan ideologi politik antara Tiongkok dan Taiwan serta Taiwan lebih memilih untuk menjadi negara yang berdaulat | en_US |
dc.publisher | FISIP UMY | en_US |
dc.subject | CHINA | en_US |
dc.subject | TIONGKOK | en_US |
dc.subject | TAIWAN | en_US |
dc.subject | REUNIFICATION | en_US |
dc.subject | REUNIFIKASI | en_US |
dc.subject | ONE COUNTRY TWO SYSTEMS | en_US |
dc.subject | SATU NEGARA DUA SISTEM | en_US |
dc.subject | POLITICAL STATUS | en_US |
dc.subject | STATUS POLITIK | en_US |
dc.subject | INTEGRATION | en_US |
dc.subject | , INTEGRASI | en_US |
dc.title | HAMBATAN TIONGKOK DALAM MEWUJUDKAN REUNIFIKASI DENGAN TAIWAN | en_US |
dc.type | Thesis | en_US |