Show simple item record

dc.contributor.advisorOCTAVIA, ALFINI
dc.contributor.authorISLAMI, MUHAMMAD RIANDA
dc.date.accessioned2020-02-29T02:34:08Z
dc.date.available2020-02-29T02:34:08Z
dc.date.issued2019-07-09
dc.identifier.urihttp://repository.umy.ac.id/handle/123456789/32147
dc.descriptionLatar Belakang: Caries Risk Assessment atau penilaian risiko karies adalah suatu penilaian terjadinya karies pada seseorang. Anak berkebutuhan khusus, salah satunya anak tunarungu memiliki risiko karies yang tinggi dikarenakan keterbatasannya dalam mendengar, sehingga informasi terkait kesehatan gigi dan mulut tidak dapat diterima dengan baik. Tujuan: Mengetahui hasil penilaian risiko karies pada anak tunarungu usia 6-12 tahun di SLB Negeri 1 Bantul Yogyakarta. Metode: Penelitian ini menggunakan metode observasional deskriptif, dengan desain penelitian study cross sectional. Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah total sampling dan didapatkan sampel sebanyak 26 anak. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini yaitu dilakukan pemeriksaan rongga mulut dan pengumpulan saliva untuk diukur laju aliran saliva, kemudian dilanjutkan dengan pengisian kuesioner penilaian risiko karies dari American Academy of Pediatric Dentistry (AAPD) terkait kesehatan gigi dan mulut kepada orang tua atau wali. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan uji deskriptif untuk mengetahui distribusi frekuensi. Hasil: Hasil yang diperoleh yang dilakukan pada anak tunarungu usia 6-12 tahun di SLB Negeri 1 Bantul Yogyakarta didapatkan 2 anak berisiko karies rendah, 1 anak berisiko karies sedang, dan 23 anak berisiko karies tinggi. Kesimpulan: Menunjukkan bahwa anak tunarungu usia 6-12 tahun di SLB Negeri 1 Bantul Yogyakarta sebagian besar memiliki tingkat risiko karies yang tinggi dan yang paling berisiko adalah anak berusia 11 tahun.en_US
dc.description.abstractBackground: Caries Risk Assessment is a assessment of the caries occurrence in a individual. A deaf children has a high caries risk due to their limitation in listening, therefore the information regarding dental and oral health cannot be received properly. Objective: To find out the results of caries risk assessment in deaf children aged 6-12 years in SLB Negeri 1 Bantul Yogyakarta. Method: Descriptive observational method with a cross sectional study design. The methods of sampling used in this study was total sampling and 26 children were eligible. Data collection techniques in this study were examined by the oral examination were did then follow by the measurement of the salivary flow rate, and filling the caries risk assessment questionnaire American Academy of Pediatric Dentistry (AAPD). Oral examination were did then followed by filling the caries risk assessment questionnaire AAPD. The data that obtained were analyzed using descriptive analysis test to determine the frequency distribution. Results: The results obtained from deaf children aged 6-12 years in SLB Negeri 1 Bantul Yogyakarta there are 2 children with low caries risk, 1 children with moderate caries risk, and then 23 children with high caries risk. Conclusion: The study show that most deaf children aged 6-12 years in SLB Negeri 1 Bantul Yogyakarta have high caries risk levels and the most risky are 11 year olds.en_US
dc.publisherFAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTAen_US
dc.subjectCaries Risk Assessment, Deaf Children, Children aged 6-12 yearsen_US
dc.titleIDENTIFIKASI CARIES RISK ASSESSMENT PADA ANAK TUNARUNGU USIA 6-12 TAHUN DI SLB NEGERI 1 BANTUL YOGYAKARTAen_US
dc.typeThesis SKR FKIK 456en_US


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record