dc.contributor.advisor | PRAHASTUTI, NOVARINI | |
dc.contributor.author | ADELLA, MUTIARA | |
dc.date.accessioned | 2020-02-29T02:44:11Z | |
dc.date.available | 2020-02-29T02:44:11Z | |
dc.date.issued | 2019-07-15 | |
dc.identifier.uri | http://repository.umy.ac.id/handle/123456789/32151 | |
dc.description | Antropometri wajah digunakan untuk mendeskripsikan proporsi wajah yang mempengaruhi diagnosa dan rencana perawatan dari ortodontik dan bedah maksilofacial. Proporsi wajah akan dipengaruhi oleh pertumbuhan dan perkembangan dimana terdapat perbedaan antara laki-laki dan perempuan. Perbedaan tinggi wajah atas dan tinggi wajah bawah akan dipengaruhi oleh pertumbuhan tulang wajah dan erupsi gigi yang mengikuti pola laju pertumbuhan tubuh. Bentuk wajah leptoprosopic adalah bentuk wajah yang umumnya ditemui pada masyarakat Jawa. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh perbedaan jenis kelamin terhadap tinggi wajah atas dan bawah pada bentuk wajah leptoprosopic. Desain penelitian ini adalah observasional analitik dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian adalah mahasiswa Kedokteran Gigi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta angkatan 2015 berusia 20-23 tahun yang memiliki bentuk wajah leptoprosopic. Total subjek sebanyak 30 orang dipilih dengan metode total sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tinggi wajah atas (60%) dan tinggi wajah bawah (40%) lebih besar pada laki-laki dibandingkan perempuan pada bentuk wajah leptoprosopic. Penelitian ini di analisis dengan uji Independent Sample T-test. Uji ini dilakukan dengan membandingkan tinggi wajah atas antara laki-laki dan perempuan serta tinggi wajah bawah antara laki-laki dan perempuan. Hasil perhitungan didapatkn p-value < 0,05. Penelitian ini menunjukkan terdapat pengaruh perbedaan jenis kelamin terhadap tinggi wajah. Namun, perbedaan yang didapatkan tidak begitu bermakna. | en_US |
dc.description.abstract | Facial anthropometry is used to describe facial proportion that affect the diagnosis and treatment plan of orthodontics and maxillofacial surgery. Facial proportion will be influenced by growth dan development there are difference between men and women. The difference ofupper and lower face height influenced by facial bone growth anf tooth eruption which follows the pattern of the body's growth rate. Leptoprosopic is a facial form commonly found in Javanese people. The purpose of this study was to determine the effect of difference gender to upper and lower facial height on leptoprosopic facial form. The design of this study was observational analytic using a cross sectional approach. The population were dental student class of 2015, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta 20-23 years old who had a leptoprosopic facial form. Total of subject are 30 people, chosen by the total sampling method. The results showed that upper facial height (60%) and lower facial height (40%) were greater in males than females in leptoprosopic facial form. This study was analyzed by Independent Sample T-test that compare the upper face height between men and women and lower facial height between men and women. The calculation results obtained p-value <0.05. The study concluded that there is evidence of statistically significant differences of the upper and lower face height. However, differences in facial height between male and female were found to be insignificant. | en_US |
dc.publisher | FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA | en_US |
dc.subject | anthropometry, dentocranial growth, orthodontic | en_US |
dc.title | PERBEDAAN TINGGI WAJAH ATAS DAN BAWAH ANTARA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN PADA BENTUK WAJAH LEPTOPROSOPIC | en_US |
dc.type | Thesis | en_US |