dc.contributor.advisor | MONIKA, FANNY | |
dc.contributor.author | PRIHAMBODO, MAS ADI | |
dc.date.accessioned | 2020-03-05T02:30:06Z | |
dc.date.available | 2020-03-05T02:30:06Z | |
dc.date.issued | 2020-01-24 | |
dc.identifier.uri | http://repository.umy.ac.id/handle/123456789/32331 | |
dc.description | Indonesia terletak antara dua wilayah jalur gempa, yaitu jalur gempa pasifik (Circum Pasific Earthquake Belt) dan jalur gempa asia (Trans Asiatic Eartquake Belt). Hal tersebut yang sering menjadikan fenomena gempa di Indonesia. Jakarta merupakan salah satu kota yang terdampak akibat gempa bumi yang mengguncang pada 2 September 2009 gempa tektonik yang berpusat di Tasikmalaya, Jawa Barat mengguncang sebagian wilayah jawa bagian barat pada pukul 14.55 WIB sebesar 7,3 SR sehingga perlu dilakukan analisis gempa pada struktur bangunan di wilayah tersebut. Penelitian ini dilakukan pada Gedung Rusunawa Daan Mogot yang ada di Jakarta, dengan melakukan analisis struktur menggunakan software ETABS dalam bentuk 3D. Hasil analisis yang didapat berupa periode, frekuensi, gaya geser dasar, simpangan setiap tingkat, dan perpindahan setiap tingkat. Gaya geser dasar yang didapat dari analisis software ETABS untuk arah X sebesar 185.846.05 kN (Respon Spektrum), 1.317.871,96 kN (Kobe Jepang), 1.514.635,86 kN (Imperial Valley), dan 95859,97 kN (Chi-Chi Taiwan) sedangkan untuk arah Y sebesar 33.076,12 kN (Respon Spektrum), 59.997,98 kN (Kobe Jepang), 111186,40 kN (Imperial Valley) dan 11181,60 kN (Chi-Chi Taiwan). Hasil nilai dari batas ijin defleksi tiap lantai tidak melebihi nilai simpang ijin 0,01hsx sehingga kinerja struktur gedung masih dalam kategori aman berdasarkan SNI 1726-2012. Maka diharapkan dengan adanya penelitian ini akan didapatkan perilaku struktur secara tepat dan akurat yang diakibatkan oleh gempa, sehingga diharapkan dapat meminimalisir kerusakan yang terjadi akibat gempa. | en_US |
dc.description.abstract | Indonesia terletak antara dua wilayah jalur gempa, yaitu jalur gempa pasifik (Circum Pasific Earthquake Belt) dan jalur gempa asia (Trans Asiatic Eartquake Belt). Hal tersebut yang sering menjadikan fenomena gempa di Indonesia. Jakarta merupakan salah satu kota yang terdampak akibat gempa bumi yang mengguncang pada 2 September 2009 gempa tektonik yang berpusat di Tasikmalaya, Jawa Barat mengguncang sebagian wilayah jawa bagian barat pada pukul 14.55 WIB sebesar 7,3 SR sehingga perlu dilakukan analisis gempa pada struktur bangunan di wilayah tersebut. Penelitian ini dilakukan pada Gedung Rusunawa Daan Mogot yang ada di Jakarta, dengan melakukan analisis struktur menggunakan software ETABS dalam bentuk 3D. Hasil analisis yang didapat berupa periode, frekuensi, gaya geser dasar, simpangan setiap tingkat, dan perpindahan setiap tingkat. Gaya geser dasar yang didapat dari analisis software ETABS untuk arah X sebesar 185.846.05 kN (Respon Spektrum), 1.317.871,96 kN (Kobe Jepang), 1.514.635,86 kN (Imperial Valley), dan 95859,97 kN (Chi-Chi Taiwan) sedangkan untuk arah Y sebesar 33.076,12 kN (Respon Spektrum), 59.997,98 kN (Kobe Jepang), 111186,40 kN (Imperial Valley) dan 11181,60 kN (Chi-Chi Taiwan). Hasil nilai dari batas ijin defleksi tiap lantai tidak melebihi nilai simpang ijin 0,01hsx sehingga kinerja struktur gedung masih dalam kategori aman berdasarkan SNI 1726-2012. Maka diharapkan dengan adanya penelitian ini akan didapatkan perilaku struktur secara tepat dan akurat yang diakibatkan oleh gempa, sehingga diharapkan dapat meminimalisir kerusakan yang terjadi akibat gempa. | en_US |
dc.publisher | FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA | en_US |
dc.subject | respon spektrum, time history, interstory drift, desplacemet, dan base shear. | en_US |
dc.title | ANALISIS DESAIN GEDUNG RUSUNAWA DAAN MOGOT MENGGUNAKAN ANALISIS DINAMIK RESPON SPEKTRUM DAN TIME HISTORY | en_US |
dc.type | Thesis SKR FT 611 | en_US |