Show simple item record

dc.contributor.advisorMUSLIKHATI, SITI
dc.contributor.authorWIDAYAT, ILOVIA AYA REGITA
dc.date.accessioned2020-03-05T03:55:48Z
dc.date.available2020-03-05T03:55:48Z
dc.date.issued2019-12-05
dc.identifier.urihttp://repository.umy.ac.id/handle/123456789/32346
dc.descriptionKarya Tulis ini berusaha menjelaskan mengapa Tiongkok mendukung Nicholas Maduro dalam krisis politik Venezuela tahun 2018-2019. Kedekatan antara Tiongkok dengan Venezuela dimulai ketika Hugo Chavez memerintah pada tahun 2000. Sebagai penerus Hugo Chavez, Nicholas Maduro melanjutkan tampuk kepemimpinan sesuai dengan pendahulunya. Namun, berbagai konflik mulai dari krisis ekonomi, kemanusiaan hingga krisis politik telah terjadi. Hal ini dikarenakan krisis politik di Venezuela terjadi di era pemerintahan Nicholas Maduro dimana kepemimpinannya mulai ditentang oleh rakyat Venezuela yang memunculkan tokoh baru, Juan Guaido. Bermodalkan dukungan dari rakyat anti-Maduro dan dukungan dari Amerika Serikat dan sekutunya, Guaido menyerukan dirinya sebagai presiden sementara Venezuela. Tiongkok merupakan negara yang baru saja bangkit, mulai mendekat kepada kubu Maduro ketimbang Guaido. Dengan menggunakan teori Kepentingan Nasional oleh Morgenthau dan Foreign Aid oleh Walter S. Jones, kepentingan Tiongkok untuk mendukung Maduro ialah karena adanya kepentingan ekonomi Tiongkok dalam menjaga sumber daya alam dan adanya tanggungan hutang oleh Venezuela kepada Tiongkok yang terbentuk dalam perjanjian loan-for-oil.en_US
dc.description.abstractKarya Tulis ini berusaha menjelaskan mengapa Tiongkok mendukung Nicholas Maduro dalam krisis politik Venezuela tahun 2018-2019. Kedekatan antara Tiongkok dengan Venezuela dimulai ketika Hugo Chavez memerintah pada tahun 2000. Sebagai penerus Hugo Chavez, Nicholas Maduro melanjutkan tampuk kepemimpinan sesuai dengan pendahulunya. Namun, berbagai konflik mulai dari krisis ekonomi, kemanusiaan hingga krisis politik telah terjadi. Hal ini dikarenakan krisis politik di Venezuela terjadi di era pemerintahan Nicholas Maduro dimana kepemimpinannya mulai ditentang oleh rakyat Venezuela yang memunculkan tokoh baru, Juan Guaido. Bermodalkan dukungan dari rakyat anti-Maduro dan dukungan dari Amerika Serikat dan sekutunya, Guaido menyerukan dirinya sebagai presiden sementara Venezuela. Tiongkok merupakan negara yang baru saja bangkit, mulai mendekat kepada kubu Maduro ketimbang Guaido. Dengan menggunakan teori Kepentingan Nasional oleh Morgenthau dan Foreign Aid oleh Walter S. Jones, kepentingan Tiongkok untuk mendukung Maduro ialah karena adanya kepentingan ekonomi Tiongkok dalam menjaga sumber daya alam dan adanya tanggungan hutang oleh Venezuela kepada Tiongkok yang terbentuk dalam perjanjian loan-for-oil.en_US
dc.publisherFAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTAen_US
dc.subjectKrisis Politik Venezuela, Loan-for-oil, Dukungan Tiongkok, Maduro, Kepentingan Minyak.en_US
dc.titleKEPENTINGAN REPUBLIK RAKYAT TIONGKOK (RRT) MENDUKUNG NICHOLAS MADURO DALAM KRISIS POLITIK VENEZUELA (2018-2019)en_US
dc.typeThesisen_US


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record