Show simple item record

dc.contributor.authorYAMIN, ADE
dc.date.accessioned2020-04-23T04:20:41Z
dc.date.available2020-04-23T04:20:41Z
dc.date.issued2019-12-22
dc.identifier.urihttp://repository.umy.ac.id/handle/123456789/32845
dc.descriptionDisertasi ini menguraikan tentang cara baru memahami Islam Indonesia. Literature tentang Islam terlanjur dikonstruksi dalam narasi besar tentang kemapanan deskripsi dan interpretasi kehidupan Islam dalam masyarakat. Adaptasi, akulturasi, sinkretisasi asimiliasi, polarisasi mainstreem, non mainstreem, atau jalur perjuangan moderat, liberal, radikal, teroris, dan persekusi dianggap wajar sebagai pernak pernik proses beragama. Padahal, kehidupan beberapa komunitas Muslim marginal di Indonesia dapat menjadi narasi kecil penanda dan pembeda yang patut ditelisik dan apreasiasi, seperti keseharian hidup Dani muslim di Lembah Baliem Wamena, Jayawijaya, Papua. Sebagai Minoritas, mereka hanya berjumlah 1051 jiwa, atau hanya 8 % dari total penduduk Muslim dan hanya 0.45% dari mayoritas Kristen di Jayawijaya, harus berjuang menghadapi dua (2) tekanan besar, kultural maupun struktural. Dani muslim tidak hanya liyan ditengah Islam yang mayoritas di Indonesia, ia juga liyan dalam etnis sendiri akibat memeluk agama berbeda dan bersinggungan dengan adat. Kondisi ini melahirkan pertanyaan, Mengapa Orang Dani di 10 kampung lokal Kabupaten Jayawijaya tetap bertahan memeluk Islam sebagai agama, walaupun mengalami berbagai tekanan? Model kerja Etnografi menjadi cara utama untuk mencari data guna menjawab pertanyaan ini, dengan melibatkan diri secara langsung dengan kehidupan komunitas, guna menggali, menerjemahkan dan memaknai usaha mereka dalam berjuang untuk survive. Disertasi ini menunjukkan, Dani Muslim mampu bertahan dan tetap teguh memeluk Islam sebagai agama, karena di dorong oleh 3 (tiga) hal; Pertama, motif politik yang mambawa islam ke lembah Baliem dapat diterima karena ia berguna dan bermanfaat secara langsung, cepat dan tepat (Islam is Usefull). Kedua, ajaran yang adaptative dari Islam memampukan komunitas membangun ruang-ruang bersama yang diplomatif dan negosiatif antara adat dan agama, memungkinkan Islam tetap survive. Ketiga, memeluk Islam bagi komunitas ini, bukanlah sekedar mendapatkan identitas, tetapi juga sebagai sumber kebesaran dan kebanggaan. Sebagai Implikasi, disertasi ini memberikan tiga hal penting untuk dipetik; Pertama, komunitas Dani ini merepresentasikan entitas etnis di Indonesia yang memiliki karakter khas dari komunitas-komunitas yang ada ketika berjumpa dan berbaur dengan agama. Kedua, kasus keber’agama’an orang Dani merupakan best practice dari keragaman di Indonesia. Sebuah komunitas tidak hanya menjadi liyan ditengah komunitas lain, tetapi ia juga menjadi liyan dalam komunitas sendiri sekaligus sebagai pemeluk agama yang berbeda serta bersinggungan secara langsung. Meskipun demikian, keberadaan mereka merupakan sebuah inspirasi bahwa keragaman dan perbedaan tidak harus melahirkan sebuah masalah. Ketiga, peristiwa berislamnya komunitas Dani merupakan contoh yang sangat nyata tentang kearifan yang dimiliki masyarakat, diluar jangkauan atau imajinasi orang banyak, hal ini terutama ditunjukan dari kemampuan orang Dani membuka ruang bersama yang memungkinkan islam hidup dan tumbuh di dalam sebuah kultur lokal yang memiliki ideologi yang sangat berbeda.en_US
dc.description.abstractThe dissertation describes a new approach to understand Islam in Indonesia in which literature on Islam has constructed in a big narrative about the establishment description and interpretation of Islamic life. Adaptation, acculturation, syncretisation of assimilation, the polarization of mainstream, non-mainstream, moderate, liberal, radical, terrorism, and persecution are considered healthy as a religious process. In fact, the religious life of some marginal Muslim communities in Indonesia such as daily life of Dani Muslim in Wamena Baliem Valley Jayawijaya can be a little narrative which distinguishes them with other Muslim which should be appreciated and examined. As a Minority, the population of Dani Muslim only about 1051 people, or about 8% of the total Muslim population, 0.45% in the majority Christian population in Jayawijaya, had to struggle and cope with two main issues of cultural and structural pressures. Dani Muslim is not only liyan in a majority Muslim in Indonesia but also liyan in their ethnicity due to embracing different faith that intersecting with their customs. This situation has brought a question, why do Dani people in ten local villages of Jayawijaya Regency keep practising Islam, despite various pressures on them? This study has employed ethnographical viewpoint as the primary approach in finding data to answer the question above, by directly participating in the community, explore their life, translate and interpret how their struggle to survive. This study reveals that Dani Muslim can survive and remain firmly practising Islam as their faith because of 3 (three) driven issues. Firstly, the political motive that has brought Islam to the Baliem valley can be accepted for its practical benefits as it gives them direct and precise benefits. Secondly, adaptive of Islamic teaching has enabled communities to build diplomatic and negotiated spaces shared between custom (adat), and religion has enabled Islam to survive there. Third, embracing Islam for this community is not just getting an identity, but also as a source of greatness and pride. The implication of this study provides three essential things to be learned from; First, the Dani community represents ethnic entities in Indonesia which have a distinctive character from the other Muslim communities that exist when meeting and diffusing with religion. Second, the case of Dani Muslim could be the sample of diversity practice in Indonesia. A community does not only become a liyan in another community, but it also becomes liyan in its community as well as different religious followers which directly intersect. However, their existence is inspiring. The diversity and differences in life should not evoke problem. Third, the religious practice of the Dani Muslim community is a real example of the wisdom of the community, it is beyond the imagination of many people, and this is mainly shown from the ability of the Dani to open a shared space that allows Islam survive and grow in a local culture which ideologically different.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.publisherPROGRAM DOKTOR ILMU POLITIK ISLAM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTAen_US
dc.subjectEthnographyen_US
dc.subjectReligionen_US
dc.subjectDani Muslimen_US
dc.subjectMinorityen_US
dc.subjectSurviveen_US
dc.titleMENJADI MUSLIM PAPUA Perjuangan Komunitas Dani di Lembah Baliemen_US
dc.typeThesisen_US


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record