Show simple item record

dc.contributor.authorSANUSI, ANWAR
dc.date.accessioned2020-04-23T04:28:01Z
dc.date.available2020-04-23T04:28:01Z
dc.date.issued2016-01-05
dc.identifier.urihttp://repository.umy.ac.id/handle/123456789/32846
dc.descriptionSoekarno menyeru umat Islam untuk “menggali api Islam”, karena Soekarno melihat bahwa kaum Muslimin baik di Indonesia maupun di dunia hanya mewarisi “abu” dan “arang“ yang mati dan statis dari warisan kultural. Kemunduran Islam disebabkan karena pensakralan fiqh dan ijma ulama yang kemudian berujung pada penutupan pintu ijtihad, bahkan Fiqh telah menjadi algojo roh semangat Islam. Dalam persoalan tabir, pensucian bekas jilatan anjing, transfusi darah, perbedaan bank dengan riba harus dilakukan rekontruksi kalau Islam ingin maju. Perdebatan mengenai bentuk negara antara nasionalis-sekuler dengan kelompok nasionalis-Islam membuat Soekarno berpikir untuk menemukan formulasi yang bisa diterima oleh semua kelompok, yakni Rumusan Pancasila sila pertama yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa yang merupakan akumulasi perdebatan dua kelompok tersebut. Selain perdebatan tersebut, Soekarno juga menghadapi persoalan sistem parlementer yang mengalami jatuh bangun sehingga Soekarno menggagas Demokrasi Terpimpin. Soekarno menggagas konsep NASAKOM atau integrasi persoalan bangsa dari nasionalisme (PNI), sosialisme (PKI) dan agama (NU) dengan dukungan militer. Berdasarkan latar belakang di atas, penelitian ini bertujuan untuk pertama, mengidentifikasi ide sekularisasi Islam di Indonesia ditengah arus pemikiran umat Islam yang menganut paham integrasi agama dan negara. Kedua, menemukan bentuk pemikiran Soekarno tentang sekularisasi politik Islam di Indonesia. Metode analisis pada penelitian ini menggunakan analisis historis untuk mengkritisi sumber rekaman dan peninggalan masa lampau dengan pendekatan perspektif dan interpretasi politik untuk memahami pemikiran Soekarno dalam mengenai Pemikiran Transformasi Soekarno Dalam Politik Islam. Penulis menarik kesimpulan bahwa Islam Indonesia berada dalam dua pengaruh, yakni tradisional dan pembaharu. Soekarno banyak memberikan pencerahan dan gagasan pemikiran keIslaman sehingga mampu menjadikannya sebagai pemikir Islam modernis yang dipengaruhi oleh pemikiran Cokroaminoto, Ahmad Dahlan dan A. Hasan. Sedangkan dalam persoalan negara, dihadapkan pada dua kelompok, yakni Nasionalis-Sekular dan Nasionalis-Islam. Soekarno mempertemukan persamaan diantara dua kelompok tersebut dengan wujud reaktualisasi Pancasila terutama sila Ketuhanan Yang Maha Esa. Bentuk sekularisasi yang lain adalah dengan memunculkan demokrasi terpimpin sebagai upaya kesatuan dan persatuan bangsa setelah jatuh bangunnya demokrasi parlementer. Bentuk sekular yang lain adalah gagasan NASAKOM, sebagai akomodatif terhadap tiga kekuatan besar di Indonesia dengan dukungan militer. Beberapa pemikiran Soekarno tersebut menjadikannya sebagai sekularisasi politik Islam. Jadi Soekarno sebagai Modernis sekular.en_US
dc.description.abstractSukarno called on Muslims to "dig fire Islam", because Soekarno see that Muslims in Indonesia and in the world at that time, only inherited the "gray" and "extremely" dead and static of cultural heritage. Islam setback due sacralization and the consensus of the scholars of fiqh which then led to the closing of the door of ijtihad, Fiqh even have to be the executioner spirit spirit of Islam. The question of the veil, purification former dog licking, blood transfusion, the difference bank with usury should do if Islam is to advance reconstruction. The debate about the kind of country between Soekarno represent nationalist-secular-Islamic nationalist group spawned the first principle of Pancasila formula that Almighty God who is the accumulation of interest. In addition to the debate, Soekarno also face the question of parliamentary systems that are experiencing the vicissitudes until Sukarno's Guided Democracy initiated. Soekarno initiated the concept of nationalism NASAKOM or integration (PNI), socialism (PKI) and religion (NU) with the support of the military. Based on the above background, this study aims to first identify the idea of secularization of political Islam in Indonesia amid the current Muslim thought that adopts the integration of religion and state. Second, find a way of thinking about the secularization of political Islam Sukarno in Indonesia. The method of analysis in this study uses historical analysis to scrutinize the source of the tape and relics of the past with the approach and perspective to understand the thinking of political interpretation Soekarno in the secularization of political Islam. The authors conclude that Islam in Indonesia are two influences, the traditional and the reformer. Soekarno many enlightened Islamic thought and ideas capable of making it as a modernist Islamic thinkers influenced by the ideas Umar, Ahmad Dahlan and A. Hasan. While the question of the state, faced with two groups, the Nationalist-secular and nationalist-Islamic. Soekarno bring equality between the two groups with significant renewal of Pancasila especially please the Almighty God. Other forms of secularization which is guided democracy as an attempt to bring unity and national unity after the rise and fall of a parliamentary democracy. Other forms of secular ideas NASAKOM, as accommodating to the three great powers in Indonesia with military support. Some thoughts on the making Soekarno as the secularization of political Islam. So Modernist Soekarno as secular.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.publisherPROGRAM DOKTOR ILMU POLITIK ISLAM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTAen_US
dc.subjectTransformativeen_US
dc.subjectSukarnoen_US
dc.subjectPancasilaen_US
dc.subjectNasakomen_US
dc.titlePEMIKIRAN TRANSFORMATIF IR SOEKARNO DALAM POLITIK ISLAMen_US
dc.typeThesisen_US


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record