dc.description.abstract | Konon, dalam kisah mengenai sabab nuzûl QS al-An'âm [6]: 108, pada masa Nabi Muhammad s.a.w., orang-orang Islam sering memaki berhala-berhala orang-orang kafir, dan – karena makian orang-orang Islam itu – orang-orang kafir pun membalasnya dengan makian yang sama, dengan cara "memaki Allah (Tuhan umat Islam)". Oleh karenanya, Allah mewahyukan ayat ini, "Dan janganlah kamu memaki sembahan-sembahan yang mereka sembah selain Allah , karena mereka nanti akan memaki Allah dengan melampaui batas tanpa pengetahuan. Demikianlah kami jadikan setiap umat menganggap baik pekerjaan mereka. Kemudian kepada Rabb-nya mereka akan kembali, lalu Dia memberitakan kepada mereka apa yang dahulu mereka kerjakan,” dalam rangka memperingatkan kepada umat Islam untuk tidak memaki sesembahan orang-orang kafir tersebut. Karena makian mereka atas berbalas kemakina yang sama, dan pada akhirnya akan berbuah "permusuhan" antarumat manusia.“ (Hadis Riwayat 'Abdurrazaq dari Qatadah) | |