Show simple item record

dc.contributor.authorHARIYANTO, MUHSIN
dc.date.accessioned2016-09-28T13:45:33Z
dc.date.available2016-09-28T13:45:33Z
dc.date.issued2011-02
dc.identifier.urihttp://repository.umy.ac.id/handle/123456789/3378
dc.description.abstractKesalehan sosial ”Mas Thole” muncul sebagai imbangan dari kesalehan individualnya yang oleh orang lain banyak dikritik, karena ’dia” jarang terlibat dalam acara ’tahlilan’, apalagi zikir berjamaah yang sekarang sedang ’marak’ itu. Didasarkan pada asumsi bahwa setiap perilaku seorang muslim, di samping harus memberi makna kepada dirinya, juga harus berdampak nyata dalam kehidupan sosialnya, Dia berhasil menerjemahkan konsep "amal saleh", yang antara lain tertuang dalam QS al-Mâ'ûn, dengan berbuat baik kepada siapa pun. Dia memiliki simpulan penting dalam menerjemahkan 'amal-saleh'. Menurut pendapatnya, selama seorang muslim mengaku beriman, tetapi belum bisa membuktikan imannya dalam bentuk amal saleh, maka tidaklah sempurna imannya. Iman sebagai bentuk kepasrahan dan penyerahan diri kepada Allah bersifat personal harus melahirkan berbagai konsekuensi tingkah laku, antara lain dalam ranah kehidupan sosial. Iman yang berdimensi vertikal (hablun min Allâh), di samping harus menghasilkan sejumlah karya-nyata individual, dalam dimensi horizontal (hablun min an-nâs), juga seharusnya menghasilkan karya-karya sosial-kemanusiaan dalam seluruh aspek kehidupan nyata.
dc.publisherSUARA MUHAMMADIYAHen_US
dc.subjectKESALIHAN SOSIALen_US
dc.titleDZIKIR DAN KESALIHAN SOSIALen_US
dc.typeArticleen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record