Show simple item record

dc.contributor.authorHARIYANTO, MUHSIN
dc.date.accessioned2016-09-28T14:28:45Z
dc.date.available2016-09-28T14:28:45Z
dc.date.issued2010-08
dc.identifier.urihttp://repository.umy.ac.id/handle/123456789/3393
dc.description.abstractKalau dalam Suara Muhammadiyah edisi lalu, saya menulis dengan sebuah kesadaran tentang arti pentingnya sikap rendah hati untuk mau belajar dari hal yang paling kecil sekali pun. Termasuk (belajar) pada kupu-kupu di saat harus berpuasa dengan cara menjalani proses metamorfosis, di saat di rinya “menjadi kepompong”. Jangan pernah malu dan enggan untuk belajar pada apa pun dan siapa pun. Bukankah al-Quran juga telah memuat perintah Allah agar kita mau belajar pada apa dan siapa pun, termasuk pada semut dan lebah? Apa yang bisa kita dapat dari kedua binatang kecil itu, di saat kesombongan masih kita pelihara dalam hati kita. Buanglah kesombongan sekecil apa pun untuk menjadi orang yang bisa bersikap rendah hati, agar kita bisa menjadi pembelajar terbaik, yang mau dan mampu belajar pada — misalnya – kupu-kupu, utamanya pada saat dirinya bisa bersabar ketika menjadi seekor kepompong.
dc.publisherSUARA MUHAMMADIYAHen_US
dc.subjectKEPOMPONGen_US
dc.titleSAATNYA KITA MENJADI KEPOMPONGen_US
dc.typeArticleen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record