Show simple item record

dc.contributor.authorHARIYANTO, MUHSIN
dc.date.accessioned2016-09-28T21:05:36Z
dc.date.available2016-09-28T21:05:36Z
dc.date.issued208-05
dc.identifier.urihttp://repository.umy.ac.id/handle/123456789/3437
dc.description.abstractSebenarnya fitrah manusia mengehendaki kebersamaan. Dan salah satu wujudnya adalah kesadaran tentang adanya interdepensi (kesaling-tergantungan) antarmanusia. Setia manusia sadar bahwa dia tidak mungkin hidup sendiri. Dia selalu butuh untuk hadir dalam komunitasnya, dan membutuhkan pengakuan orang lain atas kehadirannya. Sementara itu seseorang pasti membutuhkan kehadiran orang lain, karena kebutuhanya terhadap orang lain melalui komunikasi dan interaksi sosialnya. Seseorang manusia baru akan terjebak dalam sikap ‘egois’ di ketika dirinya tidak menyadari artipenting orang lain dalam situasi dan kondisi yang menjebak dirinya menjadi seolah-olah bisa berbuat sesuatu tanpa bantuan orang lain. Dan pada saat itu, dirinya juga akan bisa terperangkap dalam sebuah sikap ‘egosentris’, karena menganggap dirinyalah yang terpenting. Dan pada akhirnya sulit untuk menghargai orang lain dan – apalagi – berbagi dengan orang lain.
dc.publisherSUARA MUHAMMADIYAHen_US
dc.subjectBERKECERDASANen_US
dc.titleMENJADI MUSLIM YANG BERKECERDASAN SOSIALen_US
dc.typeArticleen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record