Show simple item record

dc.contributor.authorWIDURI, ASTI
dc.date.accessioned2016-09-28T22:59:34Z
dc.date.available2016-09-28T22:59:34Z
dc.date.issued2016-08-15
dc.identifier.urihttp://repository.umy.ac.id/handle/123456789/3444
dc.description.abstractPenyakit alergi termasuk asma, eksim dan rhinitis alergi adalah reaksi peradangan yang disebabkan oleh respon spesifik terhadap allergen yang diinisiasi oleh CD4+ sel T helper 2 (Th2). Sel Th2 menginduksi perkembangan eosinofil, kontraksi otot polos saluran pernafasan, produksi mucus dan Ig E spesifik allergen yang akan berikatan dengan reseptor Fcε pada permukaan eosinofil, basofil dan sel mast yang merupakan mediasi proses granulasi. Peningkatan penyakit alergi di negara maju maupun negara berkembang pada beberapa kasus berhubungan dengan penurunan infeksi cacing. Infeksi cacing dapat mencegah atau mengurangi keparahan penyakit alergi dengan mekanisme respon sel Th 2 antara respon alergi dan infeksi cacing hampir sama tetapi ada 3 perbedaan yang mendasar yaitu 1). Berbeda dengan reaksi alergi, infeksi cacing menginduksi sejumlah besar Ig E poliklonal non parasit spesifik, 2). Infeksi cacing tidak menimbulkan reaksi alergi 3). Selama infeksi cacing juga terinduksi regulasi anti inflamasi yang kuat Infeksi cacing merangsang produksi IL-10 dan merubah TGF-β sehingga meningkatkan jumlah sel T reg yang memacu produksi Ig E poliklonal yang menempati tempat ikatan sel mast dan mencegah mekanisme signal granulosit. Secara umum tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh infeksi cacing terhadap gejala klinis pada penderita rinitis alergi, sedangkan tujuan khususnya adalah menganalisis peran infeksi cacing dalam pencegahan penyakit rinitis alergi. Penelitian ini merupakan observasional analitik dengan melihat prevalensi infeksi cacing dengan metode Kato’s pada pada anak-anak yang menderita rinitis alergi berdasarkan gejala klinis Allergic Rhinitis an Its Impact on Asthma (ARIA) dan pengaruhnya terhadap gejala klinis rinitis alergi. Subyek yang turut dalam penelitian ini sejumlah 57 siswa, siswa laki-laki sebanyak 25 siswa (43.8 %) dan siswa wanita 32 siswa (56.2%). Gejala rhinitis intermirten ringan didapatkan pada 7 (12.2%) siswa, gejala rhinitis intermirten sedang pada 14 (24.6%) siswa dan gejala rhinitis persisten pada 36 (63.2%) siswa. Secara uji statistic tidak didapatkan korelasi antara infeksi cacing dengan gejala klinis pada anak-anak penderita rhinitis alergi dan tidak terdapat pengaruh paparan asap rokok terhadap terhadap gejala rhinitis alergi pada anak.en_US
dc.description.sponsorshipUMYen_US
dc.subjectrinitis alergien_US
dc.subjectinfeksi cacing
dc.subjectgejala klinis
dc.titleKORELASI ANTARA INFEKSI CACING DENGAN GEJALA KLINIS ANAK-ANAK PENDERITA RINITIS ALERGIen_US
dc.typeTechnical Reporten_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record