dc.contributor.advisor | ARTHA, NUR MUHAMMAD | |
dc.contributor.author | FATIKASARI, NABILA NOURMA | |
dc.date.accessioned | 2020-10-22T07:26:26Z | |
dc.date.available | 2020-10-22T07:26:26Z | |
dc.date.issued | 2020 | |
dc.identifier.uri | http://repository.umy.ac.id/handle/123456789/35756 | |
dc.description | Latar Belakang: Campak atau measles adalah penyakit yang berasal dari virus yang dapat menyebabkan komplikasi kematian. Pada tahun 2014 terdapat 2 kejadian KLB di area Puskesmas Mantrijeron dan Umbulharjo II. Cakupan imunisasi di Indonesia belum mencapai target WHO, yaitu 95%. Alasan terbanyak orang tua tidak memberikan imunisasi karena kecemasan orang tua terhadap efek samping imunisasi yang berupa demam dan bengkak. Berdasarkan penelitian diketahui bahwa anak yang mendapat susu formula 79% lebih banyak mengalami demam pasca imunisasi DTwP-1 dibandingkan dengan anak yang mendapatkan ASI Eksklusif. Peneliti berinisiatif melakukan penelitian tentang kejadian demam pasca imunisasi MR pada bayi yang mendapatkan ASI Eksklusif dan ASI Parsial. Metode: Penelitian ini menggunakan metode observasional analitik, yaitu kohort prospektif. Penelitian dilakukan selama bulan Januari hingga Oktober 2019 terhadap pasien yang pernah melakukan imunisasi MR di Puskesmas Gamping I, Puskesmas Kasihan I dan Puskesmas Kasihan II. Data berupa skala nominal, rencana analisis dengan bivariat menggunakan uji analisis chi square. Hasil: Jumlah sampel penelitian yang didapat sebanyak 69 responden. 2 (2,8%) responden dari kelompok ASI Eksklusif mengalami demam. 5 (7,2%) responden dari kelompok ASI Parsial mengalami demam. Dengan menggunakan analisis chisquare diperoleh nilai significancy p = 0.237. Karena nilai p > 0.05 maka dapat dikatakan bahwa tidak terdapat hubungan pemberian ASI Eksklusif dengan kejadian demam pasca imunisasi MR dibandingkan dengan pemberian ASI Parsial. | en_US |
dc.description.abstract | Latar Belakang: Campak atau measles adalah penyakit yang berasal dari virus yang dapat menyebabkan komplikasi kematian. Pada tahun 2014 terdapat 2 kejadian KLB di area Puskesmas Mantrijeron dan Umbulharjo II. Cakupan imunisasi di Indonesia belum mencapai target WHO, yaitu 95%. Alasan terbanyak orang tua tidak memberikan imunisasi karena kecemasan orang tua terhadap efek samping imunisasi yang berupa demam dan bengkak. Berdasarkan penelitian diketahui bahwa anak yang mendapat susu formula 79% lebih banyak mengalami demam pasca imunisasi DTwP-1 dibandingkan dengan anak yang mendapatkan ASI Eksklusif. Peneliti berinisiatif melakukan penelitian tentang kejadian demam pasca imunisasi MR pada bayi yang mendapatkan ASI Eksklusif dan ASI Parsial. Metode: Penelitian ini menggunakan metode observasional analitik, yaitu kohort prospektif. Penelitian dilakukan selama bulan Januari hingga Oktober 2019 terhadap pasien yang pernah melakukan imunisasi MR di Puskesmas Gamping I, Puskesmas Kasihan I dan Puskesmas Kasihan II. Data berupa skala nominal, rencana analisis dengan bivariat menggunakan uji analisis chi square. Hasil: Jumlah sampel penelitian yang didapat sebanyak 69 responden. 2 (2,8%) responden dari kelompok ASI Eksklusif mengalami demam. 5 (7,2%) responden dari kelompok ASI Parsial mengalami demam. Dengan menggunakan analisis chisquare diperoleh nilai significancy p = 0.237. Karena nilai p > 0.05 maka dapat dikatakan bahwa tidak terdapat hubungan pemberian ASI Eksklusif dengan kejadian demam pasca imunisasi MR dibandingkan dengan pemberian ASI Parsial. | en_US |
dc.publisher | FKIK UMY | en_US |
dc.title | KEJADIAN DEMAM PASCA IMUNISASI MR PADA BAYI YANG MENDAPAT ASI EKSKLUSIF DAN ASI PARSIAL | en_US |
dc.type | Thesis | en_US |