Show simple item record

dc.contributor.authorJUNAEDI, FAJAR
dc.date.accessioned2016-09-30T03:02:11Z
dc.date.available2016-09-30T03:02:11Z
dc.date.issued2015
dc.identifier.urihttp://repository.umy.ac.id/handle/123456789/3869
dc.description.abstractBad new is good news, begitu prinsip yang sering diyakini dalam praktek jurnalisme. Alih – alih memberitakan hal – hal yang positif, media justru lebih memilih untuk memberitakan tentang sisi negatif dari beragam peristiwa yang terjadi di masyarakat, salah satunya adalah berita tentang konflik. Dalam konsep tentang nilai berita, konflik menjadi salah satu nilai berita yang ditampilkan oleh media untuk menarik perhatian khalayak. Di Yogyakarta, kota dimana Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) didirikan, konflik yang melibatkan suporter sepakbola juga menjadi fenomena yang mengkhawatirkan. Salah satunya adalah tatkala suporter PSIM Yogyakarta terlibat konflik fisik dengan suporter sepakbola PSS Sleman dan warga Sleman saat mendukung PSIM dalam pertandingan away ke PPSM Magelang pada hari Jumat 13 Maret 2015. Koran – koran lokal yang terbit di Yogyakarta menjadikan konflik suporter PSIM di Sleman sebagai berita utama dengan porsi pemberitaan yang besar. Penelitian ini berusaha mengeksplorasi tentang bagaimana pemberitaan koran – koran lokal yang terbit di Yogyakarta tentang peristiwa kerusuhan yang melibatkan suporter PSIM di Sleman. Temuan penelitian ini memperlihatkan bahwa kerusuhan suporter diwacanakan secara berbeda oleh koran – koran lokal yang terbit di Yogyakarta. Ada koran mewacanakan bahwa kerusuhan yang terjadi adalah kerusuhan antara suporter sepak bola yang mendukung PSIM Yogyakarta dengan warga Sleman seperti yang terlihat dalam wacana Kedaulatan Rakyat. Koran Merapi justru tidak menyebut sama sekali secara eksplisit nama komunitas suporter sepak bola yang terlibat dalam kerusuhan. Koran Merapi terlihat berusaha bermain aman dalam pemberitaannya dengan tidak banyak mewacanakan tentang pranggapan mengenai pelaku kerusuhan yang terjadi. Tribun Jogja, Radar Jogja dan Harian Jogja lebih berani mewacanakan tentang pelaku kerusuhan yaitu suporter PSIM Yogyakarta dan adanya kemungkinan atau potensi keterlibatan suporter PSS Sleman dalam aksi saling serang dengan suporter PSIM Yogyakarta. Pada semua koran, ada kesamaan wacana mengenai besarnya kerusakan yang terjadi dalam aksi kerusuhan suporter yang terjadi.en_US
dc.publisherUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTAen_US
dc.subjectberitaen_US
dc.subjectwacanaen_US
dc.subjectsepakbolaen_US
dc.subjectfansen_US
dc.subjectPSIMen_US
dc.subjectPSSen_US
dc.subjectBrajamustien_US
dc.subjectYogyakartaen_US
dc.subjectSlemanen_US
dc.subjectkoranen_US
dc.titleKONFLIK SUPORTER SEPAKBOLA DALAM WACANA MEDIA : WACANA KORAN – KORAN LOKAL YOGYAKARTA DALAM KERUSUHAN SUPORTER 13 MARET 2015en_US
dc.typeWorking Paperen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record