Show simple item record

dc.contributor.authorHARSANTO, PUJI
dc.contributor.authorIKHSAN, JAZAUL
dc.contributor.authorHARTONO, EDI
dc.contributor.authorPUJIANTO, AS'AT
dc.date.accessioned2016-09-30T04:40:16Z
dc.date.available2016-09-30T04:40:16Z
dc.date.issued2015-02
dc.identifier.urihttp://repository.umy.ac.id/handle/123456789/3940
dc.description.abstractGunung Merapi yang terletak di wilayah Jawa Tengah dan Yogyakarta merupakan salah satu gunung api yang beraktivitas tinggi. Pada tanggal 26 Oktober 2010. Gunung Merapi mengalami erupsi pertama dan berlanjut dengan erupsi lanjutan hingga awal November 2010. Letusan tersebut telah mengakibatkan bencana bagi masyarakat Yogyakarta dan Jawa Tengah. Bencana ini merupakan yang terbesar bila dibandingkan dengan bencana serupa pada lima kejadian sebelumnya, yaitu kejadian pada tahun 1994, 1997, 1998, 2001 dan 2006 atau terbesar sejak 150 tahun tepatnya tahun 1872 (BNPB, 2011). Selama proses erupsi, volume material yang dikeluarkan mencapai 130 juta m3 yang tersebar di sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi. Di samping munculnya bahaya primer berupa awan panas, bahaya sekunder berupa banjir lahar mengancam daerah atau sungai yang dilaluinya. Letusan Merapi 2010 mengeluarkan material lahar yang mengarah ke Selatan dan Barat Daya. Aliran lahar yang ke arah Selatan mengendap di Kali Gendol, sedangkan yang ke arah Barat Daya mengendap di KaliPabelan, Kali Blongkeng, Kali Putih dan Kali Krasak (lihat Gambar 1.2). Padasaat hujan maka tumpukan lahar tersebut akan terbawa aliran ke hilir. Hal ini akan mengakibatkan kondisi aliran sungai akan mengadung konsentrasi sedimen yang tinggi, bahkan aliran berubah menjadi aliran debris. Dengan melihat endapan material lahar dingin di anak-anak sungai Progo tersebut, maka sudah dapat dipastikan bahwa di sungai Progo akan menerima beban aliran sedimen yang berlebih setelah letusan Merapi 2010. Selama musim hujan material sedimen tersebut akan terbawa aliran air sehingga aliran akan mengandung bedload dengan konsentrasi tinggi. Tentunya hal ini akan memberi dampak perubahan morfologi sungai yang signifikan pada musim hujan. Material bedload akan mengendap jika kondisi aliran memberikan shearstresspada dasar aliran yang rendah, atau kurang dari kondisi kritik.en_US
dc.description.sponsorshipUMYen_US
dc.language.isootheren_US
dc.subjectKARAKTERISTIK, MANAJEMEN, BENCANA, SEDIMEN, SUNGAI, VULKANIKen_US
dc.titleKARAKTERISTIK DAN MANAJEMEN BENCANA SEDIMEN PADA SUNGAI VULKANIKen_US
dc.typeBook chapteren_US


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record