Show simple item record

dc.contributor.authorWAHYULIATI, TRI
dc.date.accessioned2016-09-30T16:55:30Z
dc.date.available2016-09-30T16:55:30Z
dc.date.issued2015-03-07
dc.identifier.urihttp://repository.umy.ac.id/handle/123456789/4339
dc.description.abstractSampai saat ini, stroke masih merupakan penyebab kematian dan kecacatan yang tinggi di berbagai negara. Kemajuan dalam pengobatan stroke menyebabkan munculnya "primary stroke center," atau "comprehensive stroke centers”, atau yang di Indonesia lebih dikenal sebagai “unit stroke”, yaitu suatu bagian dari rumah sakit di mana sekelompok profesional medis yang mengkhususkan diri dibidang stroke, bekerja bersama untuk mendiagnosa, mengobati, dan menyediakan rehabilitasi awal untuk pasien stroke. Konsep ini lahir setelah para ahli di lapangan menyadari bahwa kurang dari 5 % dari pasien stroke akut menerima t-PA, obat yang jika diberikan dalam waktu tiga jam dari onset stroke dapat melarutkan penyebab stroke iskemik, namun jika diberikan kemudian dapat menyebabkan pendarahan serius di otak. Banyak hambatan yang menyebabkan pasien gagal menerima perawatan dengan t-PA ini, namun yang umum terjadi adalah diagnosis yang tertunda oleh berbagai sebab. Guna mengatasi hal ini, maka berbagai senter menyusun suatu pedoman yang komprehensif untuk pengelolaan stroke akut di rumah sakit. Secara umum pedoman tersebut meliputi alat uji diagnosis utama stroke, tes laboratorium yang diperlukan, protokol pengobatan, tim unit stroke, komitmen bersama organisasi medis dalam menetapkan perawatan stroke akut di rumah sakit, evaluasi hasil pengobatan stroke jangka pendek dan jangka panjang, akses ke layanan ahli bedah saraf, staf darurat yang terlatih secara formal, dan sebagainya, termasuk personil ambulans yang telah menerima pelatihan stroke yang formal. Berbagai sarana yang tersedia dan siap pakai menjadi alasan penting mengapa unit stroke menjadi tempat terbaik untuk mendapatkan perawatan stroke akut. Pada intinya, penyediaan perawatan stroke metodis dan terorganisir untuk mengangkut, menilai, mendiagnosa, dan mengobati setiap pasien stroke dalam waktu tiga jam dari timbulnya gejala. Guna mencapai hal tersebut, perlu adanya protokol yang teruji untuk memastikan tercapainya pengobatan stroke dalam waktu tiga jam pertama. Waktu tersebut meliputi penggunaan waktu untuk transportasi pasien ke rumah sakit, evaluasi dokter ahli saraf, pelayanan penunjang diagnosis utama, laboratorium, pengobatan dan perawatan yang tepat, evaluasi terapi jangka pendek dan komplikasi. Berbagai hal yang dilakukan bagi pasien stroke yang di dirawat di unit stroke akan lebih memungkinkan untuk pemulihan. Hal itu menjadi salah satu alasan yang paling penting mengapa unit stroke adalah tempat utama untuk pengobatan stroke. Rumah sakit yang memiliki unit stroke memberikan hasil yang lebih baik dalam pengobatan stroke. Sehingga pada akhirnya, pengelolaan stroke iskemik akut di rumah sakit tidak akan lepas dari pembicaraan tentang segala hal yang dilakukan dalam “unit stroke” itu sendiri.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.publisherLP3M-UMYen_US
dc.subjectstroke – acute – ischemic – hospital – managementen_US
dc.titlePENGELOLAAN TERKINI STROKE ISKEMIK AKUT DI RUMAH SAKIT (UPDATE ON MANAGEMENT OF ACUTE ISCHEMIC STROKE IN HOSPITAL)en_US
dc.typeArticleen_US


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

  • SEMINAR
    Berisi materi dosen (bukan sertifikat) yang dipresentasikan dalam seminar lokal, nasional maupun internasional diluar UMY, baik sebagai perserta Call for Paper, presenter, narasumber maupun keynote speaker.

Show simple item record