Show simple item record

dc.contributor.advisorNURSETIAWAN
dc.contributor.advisorFAIZAH,RESTU
dc.contributor.authorLAILA, FITRATIL
dc.date.accessioned2016-10-10T02:15:35Z
dc.date.available2016-10-10T02:15:35Z
dc.date.issued2016-08-24
dc.identifier.urihttp://repository.umy.ac.id/handle/123456789/4631
dc.descriptionKota Yogyakarta merupakan kota besar dengan jumlah penduduk yang terus meningkat setiap tahunnya. Hal ini yang membawa dampak kepada peningkatan kebutuhan lahan dan permintaan akan pemenuhan kebutuhan pelayanan dan prasarana kota yang dapat berdampak pada menurunnya kualitas lingkungan seperti degradasi lingkungan dan bencana alam. Salah satu permasalahan yang sering terjadi setiap tahunnya adalah masalah banjir. Banjir menjadi masalah dan berkembang menjadi bencana ketika banjir tersebut mengganggu aktifitas manusia bahkan membawa korban jiwa dan harta benda. Dari dampak tersebut tentunya akan berpengaruh terhadap penduduk, tingginya kepadatan penduduk di daerah Kecamatan Mantrijeron dan Kecamatan Kraton dan hal itu dapat menjadi faktor kerentanan wilayah terhadap banjir. Penelitian ini membahas tengkat tingkat bahaya bsnjir dan tingkat kerentanan wilayah kecamatan Mantrijeron dan kecamatan Kraton terhadap bencana banjir. Metode nalisis yang digunakan adalah metode skoring dan pembobotan berdasarkan Peraturan Kepala BNPB Nomor 2 Tahun 2012 tentang Pedomaan Umum Pengkajian Resiko Bencana. Variabel dan parameter yang digunakan untuk mengukur tingkat bahaya dan kerentanan ialah berbeda. Variabel untuk mengukur bahaya adalah karakteristik banjir lokal dengan parameter tinggi genangan, lama genangan, dan frekuensi genangan dalam satu tahun kejadian. Sementara itu variabel yang digunakan untuk mengukur kerentanan terdiri dari empat aspek yang meliputi aspek sosial, aspek ekonomi, aspek fisik, dan aspek lingkungan. Setiap variabel memiliki parameter yang berbeda dengan total 13 parameter yang meliputi kepadatan penduduk, presentase penduduk jenis kelamin, persentase penduduk usia tua, persentase penduduk usia balita, persentase penduduk penyandang disabilitas, persentase kemiskinan penduduk, persentase penduduk yang bekerja di sektor rentan (petani), tingkat kepadatan bangunan, persentase kerusakan jaringan jalan, intensitas curah hujan, ketinggian topografi, jarak dari sungai, dan penggunaan lahan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa di daerah kecamatan Mantrijeron dan kecamatan Kraton memiliki tingkat bahaya yang rendah kecuali kelurahan gedongkiwo yang memiliki tingkat bahaya kelas sedang. Disamping itu, tingkat kerentanan banjir di daerah kecamatan Mantrijeron dan kecamatan Kraton memiliki tingkat kerentanan yang sedang dengan tipologi kelas rentan yang artinya banjir belom berada pada kategori resiko bencana yang tinggi, dan faktor yang paling berpengaruh terhadap kerentanan tersebut adalas aspek sosialen_US
dc.description.abstractKota Yogyakarta merupakan kota besar dengan jumlah penduduk yang terus meningkat setiap tahunnya. Hal ini yang membawa dampak kepada peningkatan kebutuhan lahan dan permintaan akan pemenuhan kebutuhan pelayanan dan prasarana kota yang dapat berdampak pada menurunnya kualitas lingkungan seperti degradasi lingkungan dan bencana alam. Salah satu permasalahan yang sering terjadi setiap tahunnya adalah masalah banjir. Banjir menjadi masalah dan berkembang menjadi bencana ketika banjir tersebut mengganggu aktifitas manusia bahkan membawa korban jiwa dan harta benda. Dari dampak tersebut tentunya akan berpengaruh terhadap penduduk, tingginya kepadatan penduduk di daerah Kecamatan Mantrijeron dan Kecamatan Kraton dan hal itu dapat menjadi faktor kerentanan wilayah terhadap banjir. Penelitian ini membahas tengkat tingkat bahaya bsnjir dan tingkat kerentanan wilayah kecamatan Mantrijeron dan kecamatan Kraton terhadap bencana banjir. Metode nalisis yang digunakan adalah metode skoring dan pembobotan berdasarkan Peraturan Kepala BNPB Nomor 2 Tahun 2012 tentang Pedomaan Umum Pengkajian Resiko Bencana. Variabel dan parameter yang digunakan untuk mengukur tingkat bahaya dan kerentanan ialah berbeda. Variabel untuk mengukur bahaya adalah karakteristik banjir lokal dengan parameter tinggi genangan, lama genangan, dan frekuensi genangan dalam satu tahun kejadian. Sementara itu variabel yang digunakan untuk mengukur kerentanan terdiri dari empat aspek yang meliputi aspek sosial, aspek ekonomi, aspek fisik, dan aspek lingkungan. Setiap variabel memiliki parameter yang berbeda dengan total 13 parameter yang meliputi kepadatan penduduk, presentase penduduk jenis kelamin, persentase penduduk usia tua, persentase penduduk usia balita, persentase penduduk penyandang disabilitas, persentase kemiskinan penduduk, persentase penduduk yang bekerja di sektor rentan (petani), tingkat kepadatan bangunan, persentase kerusakan jaringan jalan, intensitas curah hujan, ketinggian topografi, jarak dari sungai, dan penggunaan lahan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa di daerah kecamatan Mantrijeron dan kecamatan Kraton memiliki tingkat bahaya yang rendah kecuali kelurahan gedongkiwo yang memiliki tingkat bahaya kelas sedang. Disamping itu, tingkat kerentanan banjir di daerah kecamatan Mantrijeron dan kecamatan Kraton memiliki tingkat kerentanan yang sedang dengan tipologi kelas rentan yang artinya banjir belom berada pada kategori resiko bencana yang tinggi, dan faktor yang paling berpengaruh terhadap kerentanan tersebut adalas aspek sosialen_US
dc.publisherFT UMYen_US
dc.subjectBahaya, Kerentanan, Metode Skoring, Banjiren_US
dc.titleANALISIS PENILAIAN TINGKAT BAHAYA DAN KERENTANAN BENCANA BANJIR TERHADAP WILAYAH KOTA YOGYAKARTA (Studi Kasus : Di Daerah Kecamatan Mantrijeron dan Kecamatan Kraton)en_US
dc.typeThesis SKR FT 308en_US


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record