Show simple item record

dc.contributor.authorSAGIRAN, SAGIRAN
dc.date.accessioned2016-10-13T04:10:47Z
dc.date.available2016-10-13T04:10:47Z
dc.date.issued2001
dc.identifier.urihttp://repository.umy.ac.id/handle/123456789/5024
dc.descriptionIlmu Akupunktur telah lama dikembangkan sebagai terapi altematif terhadap gangguan organ tubuh Diagnosis terhadap gangguan organ tertentu dapat dilakukan melalui pemeriksaan biofisik titik tertentu pula. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian zat aloksan monohidrat dengan dosis bertingkat terhadap derajat kerusakan sel B pankreas dan perubahan beda tegangan listrik titik akupunktur su belakang pankreas, serta mengamati hubungan kerusakan pankreas dengan perubahan beda tegangan listrik titik akupuntur. Subjek penelitian ini 12 ekor tikus (Rattus norvegicus) Jantan, dibagi menjadi 4 kelompok secara random sederhana, yaitu kelompok I (kontrol) mendapat suntikan mg/kg BB (intraperitoneal), kelompok Ill (perlakuan 2) mendapat suntikan aloksan 140 mg/kg BB (intraperitoneal) dan kelompok IV (perlakuan 3) mendapat suntikan aloksan 210 gkg BB (intraperitoneal) Masing-masing kelompok terdiri atas 3 ekor tikus Tikus dipelihara, dan pada hari ke 7. dilakukan perekaman beda tegangan listrik titik akupunktur su belakang pankreas, dengan menggunakan alat akupunkturmeter. Setelah perekaman selesai, tikus dimatikan, kemudian diambil pakrwasnya dan dibuat sediaan histologis dengan pankreasnya pemulasan Victoria blue, yang dapat mewarnaia insulin pada sel D Data yang diperoleh dianalisis dengan ANAVA satu jalan, Uji-t, dan regresi linier. Hasil-hasil penelitian menunjukkan bahwa, pemberian aloksan monohidrat menyebabkan kerusakan sel A pankreas, sehingga rasio sel B per jumlah sel di satu pulau Langerhans pada kelompok perlakuan (0.310 t 0.073 lebih kecil (pc0,05) dari pada rasio pada kelompok kontrol (0,571 t 0,133) Perubahan beda tegangan listrik titik akupunktur pada kelompok perlakuan 03.084 7.344) lebih besar (po0,05) dan perubahan beda dengan perubahan beda tegangan listrik dianalisis dengan regresi linier menunjukkan hasil bermakna (p 0,05) pada kelompok perlakuan 2 (diberi aloksan dosis 140 mg/kg BB) Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa, pemberian aloksan dengan dosis bervariasi berpengaruh terhadap derajat kerusakan pankreas Pemberian aloksan berpengaruh terhadap perubahan beda tegangan listrik titik Su-belakang pankreas Ada hubungan antara kerusakan pankreas dengan perubahan beda tegangan listrik pada titik Su-belakang pankreas (pada dosis 140 mg/kgBB).en_US
dc.description.abstractIlmu Akupunktur telah lama dikembangkan sebagai terapi altematif terhadap gangguan organ tubuh Diagnosis terhadap gangguan organ tertentu dapat dilakukan melalui pemeriksaan biofisik titik tertentu pula. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian zat aloksan monohidrat dengan dosis bertingkat terhadap derajat kerusakan sel B pankreas dan perubahan beda tegangan listrik titik akupunktur su belakang pankreas, serta mengamati hubungan kerusakan pankreas dengan perubahan beda tegangan listrik titik akupuntur. Subjek penelitian ini 12 ekor tikus (Rattus norvegicus) Jantan, dibagi menjadi 4 kelompok secara random sederhana, yaitu kelompok I (kontrol) mendapat suntikan mg/kg BB (intraperitoneal), kelompok Ill (perlakuan 2) mendapat suntikan aloksan 140 mg/kg BB (intraperitoneal) dan kelompok IV (perlakuan 3) mendapat suntikan aloksan 210 gkg BB (intraperitoneal) Masing-masing kelompok terdiri atas 3 ekor tikus Tikus dipelihara, dan pada hari ke 7. dilakukan perekaman beda tegangan listrik titik akupunktur su belakang pankreas, dengan menggunakan alat akupunkturmeter. Setelah perekaman selesai, tikus dimatikan, kemudian diambil pakrwasnya dan dibuat sediaan histologis dengan pankreasnya pemulasan Victoria blue, yang dapat mewarnaia insulin pada sel D Data yang diperoleh dianalisis dengan ANAVA satu jalan, Uji-t, dan regresi linier. Hasil-hasil penelitian menunjukkan bahwa, pemberian aloksan monohidrat menyebabkan kerusakan sel A pankreas, sehingga rasio sel B per jumlah sel di satu pulau Langerhans pada kelompok perlakuan (0.310 t 0.073 lebih kecil (pc0,05) dari pada rasio pada kelompok kontrol (0,571 t 0,133) Perubahan beda tegangan listrik titik akupunktur pada kelompok perlakuan 03.084 7.344) lebih besar (po0,05) dan perubahan beda dengan perubahan beda tegangan listrik dianalisis dengan regresi linier menunjukkan hasil bermakna (p 0,05) pada kelompok perlakuan 2 (diberi aloksan dosis 140 mg/kg BB) Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa, pemberian aloksan dengan dosis bervariasi berpengaruh terhadap derajat kerusakan pankreas Pemberian aloksan berpengaruh terhadap perubahan beda tegangan listrik titik Su-belakang pankreas Ada hubungan antara kerusakan pankreas dengan perubahan beda tegangan listrik pada titik Su-belakang pankreas (pada dosis 140 mg/kgBB).en_US
dc.language.isootheren_US
dc.publisherPASCASARJANA UNIVERSITAS GAJAH MADA YOGYAKARTAen_US
dc.subjectALOKSANen_US
dc.subjectSEL β PANKREASen_US
dc.subjectBEDA TEGANGAN LISTRIKen_US
dc.subjectTITIK AKUPUNTURen_US
dc.titlePENGARUH KERUSAKAN SEL B PANKREAS TERHADAP BEDA TEGANGAN LISTRIK TITIK AKUPUNTURen_US
dc.typeThesisen_US


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record