dc.contributor.author | KUSBARYANTO, KUSBARYANTO | |
dc.date.accessioned | 2016-10-13T04:16:53Z | |
dc.date.available | 2016-10-13T04:16:53Z | |
dc.date.issued | 2001 | |
dc.identifier.uri | http://repository.umy.ac.id/handle/123456789/5027 | |
dc.description | Sejak tahun 1974 insektisida organofosfat khususnya temefos (abate) dan malathion selalu dipakai untuk mengendalikan Aedes aegypti stadium larva dan dewasa di Daerah Istimewa Yogyakarta, termasuk Kabupaten Sleman Dari beberapa kali penelitian yang dilakukan di beberapa lokasi di Kulon Progo, Sleman maupun kota Yogyakarta telah terjadi kecenderungan resistensi larva Aedes aegypti terhadap insektisida organofosfat. Karena ya terkena hanya terjadi mungkin paparan tidak pada Aedes aegepty maka sangat mungkin kecenderungan terjadi pada serangga atau nyamuk lain. Oleh karena itu penelitian ini berusaha untuk mengetahui kemungkinan adanya resistensi pada Culer quinquefasciatus yang mestinya tidak menjadi sasaran pengasapan
Tujuan penelitian ini adalah untuk mempelajari aktifitas enzim esterase non spesifik pada Cr quinquefasciatus di daerah Sleman. Penelitian ini adalah eksperimen semu dengan menggunakan randon ed pretest posttest control group design Penelitian ini menggunakan 4 lokasi, tersebar dalam 4 Kecamatan di Kabupaten Sleman. Cara penelitian dengan uji brokemis tentang peningkatan aktifitas enzim esterase non spesifik dari larva nyamuk C quinquefasciatus, semuanya koleksi lapangan yang menghidrolisis substrat alB napthyl acetate. Data hasil penelitian yang dianalisis dengan uji One Way ANOVA menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna secara statistik antara kenaikan status resistensi larva nyamuk Cx quinquefasciatus di lokasi perlakuan dengan di lokasi untuk kontrol pada P 0,05. Uji regresi linier menunjukkan hubungan yang bermakna secara statistik dengan P 0,05, baik pada substrat maupun B napthyl acetate dengan koefisien regresi linier pada napthyl acetate 0,588 untu lamanya dan 0,233 untuk frekuensi tahun, sedang pada substrat B napthyl acetate 0,619 untuk lamanya dan 0,277 untuk frekuensi tahun Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa larva nyamuk Cr quinquefasciatus di Kabupaten Sleman sudah menunjukkan adanya kecenderungan resistensi terhadap inektisida malathion karena peningkatan aktifitas enzim esterase yang menghidrolisis owB napthyl acetate | en_US |
dc.description.abstract | Sejak tahun 1974 insektisida organofosfat khususnya temefos (abate) dan malathion selalu dipakai untuk mengendalikan Aedes aegypti stadium larva dan dewasa di Daerah Istimewa Yogyakarta, termasuk Kabupaten Sleman Dari beberapa kali penelitian yang dilakukan di beberapa lokasi di Kulon Progo, Sleman maupun kota Yogyakarta telah terjadi kecenderungan resistensi larva Aedes aegypti terhadap insektisida organofosfat. Karena ya terkena hanya terjadi mungkin paparan tidak pada Aedes aegepty maka sangat mungkin kecenderungan terjadi pada serangga atau nyamuk lain. Oleh karena itu penelitian ini berusaha untuk mengetahui kemungkinan adanya resistensi pada Culer quinquefasciatus yang mestinya tidak menjadi sasaran pengasapan
Tujuan penelitian ini adalah untuk mempelajari aktifitas enzim esterase non spesifik pada Cr quinquefasciatus di daerah Sleman. Penelitian ini adalah eksperimen semu dengan menggunakan randon ed pretest posttest control group design Penelitian ini menggunakan 4 lokasi, tersebar dalam 4 Kecamatan di Kabupaten Sleman. Cara penelitian dengan uji brokemis tentang peningkatan aktifitas enzim esterase non spesifik dari larva nyamuk C quinquefasciatus, semuanya koleksi lapangan yang menghidrolisis substrat alB napthyl acetate. Data hasil penelitian yang dianalisis dengan uji One Way ANOVA menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna secara statistik antara kenaikan status resistensi larva nyamuk Cx quinquefasciatus di lokasi perlakuan dengan di lokasi untuk kontrol pada P 0,05. Uji regresi linier menunjukkan hubungan yang bermakna secara statistik dengan P 0,05, baik pada substrat maupun B napthyl acetate dengan koefisien regresi linier pada napthyl acetate 0,588 untu lamanya dan 0,233 untuk frekuensi tahun, sedang pada substrat B napthyl acetate 0,619 untuk lamanya dan 0,277 untuk frekuensi tahun Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa larva nyamuk Cr quinquefasciatus di Kabupaten Sleman sudah menunjukkan adanya kecenderungan resistensi terhadap inektisida malathion karena peningkatan aktifitas enzim esterase yang menghidrolisis owB napthyl acetate | en_US |
dc.language.iso | other | en_US |
dc.publisher | PASCA SARJANA UNIVERSITAS GAJAH MADA YOGYAKARTA | en_US |
dc.subject | CULEX QUINQUEFASCIATUS | en_US |
dc.subject | RESISTENSI | en_US |
dc.subject | INSEKTISIDA | en_US |
dc.subject | MALATHION | en_US |
dc.subject | ESTERASE NON SPESIFIK | en_US |
dc.title | DETEKSI RESISTENSI INSEKTISIDA MALATHION DENGAN TEKNIK NODA KERTAS SARING PADA LARVA CULEX QUINQUEFASCIATUS SAY (DIPTERA:CULICIDAE) DI KABUPATEN SLEMAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA | en_US |
dc.type | Thesis | en_US |