Show simple item record

dc.contributor.advisorEVI RAHMAWATI
dc.contributor.authorMARLIASIWI, JUNIAR ANES
dc.date.accessioned2016-10-27T07:32:28Z
dc.date.available2016-10-27T07:32:28Z
dc.date.issued2016-05-04
dc.identifier.urihttp://repository.umy.ac.id/handle/123456789/5464
dc.descriptionPenelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh mekanisme corporate governance terhadap mandatory disclosure konvergensi IFRS pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan Bursa Efek Malaysia periode 2012-2014. Variabel yang diuji dalam penelitian ini terdiri dari proporsi dewan komisaris, dewan komisaris independen, jumlah komite audit, dan jumlah rapat komite audit. Penelitian ini menggunakan metode purposive sampling dalam menentukan jumlah sampel yang digunakan, diperoleh 225 perusahan manufaktur Indonesia dan 489 perusahaan manufaktur Malaysia. Pengujian yang dilakukan antara lain: statistik deskriptif, asumsi klasik, regresi berganda, F test, t test, chow test dan koefisien determinasi. Hasil penelitian: 1) proporsi dewan komisaris tidak berpengaruh terhadap mandatory disclosure di Indonesia dan Malaysia, 2) dewan komisaris independen dan jumlah komite audit berpengaruh negatif terhadap mandatory disclosure di Indonesia, sedangkan di Malaysia tidak berpengaruh, 3) jumlah rapat komite audit berpengaruh positif terhadap tingkat kepatuhan mandatory disclosure di Indonesia dan Malaysia, 4) terdapat perbedaan tingkat kepatuhan mandatory disclosure konvergensi IFRS di Indonesia dan Malaysia, 5) terdapat perbedaan pengaruh mekanisme corporate governance terhadap kepatuhan mandatory disclosure di Indonesia dan Malaysiaen_US
dc.description.abstractPenelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh mekanisme corporate governance terhadap mandatory disclosure konvergensi IFRS pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan Bursa Efek Malaysia periode 2012-2014. Variabel yang diuji dalam penelitian ini terdiri dari proporsi dewan komisaris, dewan komisaris independen, jumlah komite audit, dan jumlah rapat komite audit. Penelitian ini menggunakan metode purposive sampling dalam menentukan jumlah sampel yang digunakan, diperoleh 225 perusahan manufaktur Indonesia dan 489 perusahaan manufaktur Malaysia. Pengujian yang dilakukan antara lain: statistik deskriptif, asumsi klasik, regresi berganda, F test, t test, chow test dan koefisien determinasi. Hasil penelitian: 1) proporsi dewan komisaris tidak berpengaruh terhadap mandatory disclosure di Indonesia dan Malaysia, 2) dewan komisaris independen dan jumlah komite audit berpengaruh negatif terhadap mandatory disclosure di Indonesia, sedangkan di Malaysia tidak berpengaruh, 3) jumlah rapat komite audit berpengaruh positif terhadap tingkat kepatuhan mandatory disclosure di Indonesia dan Malaysia, 4) terdapat perbedaan tingkat kepatuhan mandatory disclosure konvergensi IFRS di Indonesia dan Malaysia, 5) terdapat perbedaan pengaruh mekanisme corporate governance terhadap kepatuhan mandatory disclosure di Indonesia dan Malaysiaen_US
dc.publisherFE UMYen_US
dc.subjectProporsi dewan komisaris, dewan komisaris independen, jumlah komite audit, jumlah rapat komite audit, mandatory disclosureen_US
dc.titlePENGARUH MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP TINGKAT KEPATUHAN MANDATORY DISCLOSURE KONVERGENSI IFRS DI INDONESIA DAN MALAYSIA (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang list di Bursa Efek Indonesia dan Bursa Efek Malaysia tahun 2012-2014)en_US
dc.typeThesis SKR FE 390en_US


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record