Show simple item record

dc.contributor.advisorNURSETIAWAN
dc.contributor.advisorHARSANTO,PUJI
dc.contributor.authorPURBA, ADITYA PRATAMA
dc.date.accessioned2016-11-18T03:10:49Z
dc.date.available2016-11-18T03:10:49Z
dc.date.issued2016-11-10
dc.identifier.urihttp://repository.umy.ac.id/handle/123456789/6448
dc.descriptionAnalisis hidrologi merupakan satu bagian analisis awal dalam perancangan bangunan-bangunan hidraulik. Analisis hidrologi dalam pengembangan sumber daya air, dalam prosesnya dibutuhkan data hidrologi yang terdiri dari data curah hujan, data debit dan data iklim. Hidrologi juga mempelajari perilaku hujan terutama meliputi periode ulang curah hujan, karena berkaitan dengan perhitungan banjir serta rencana untuk setiap bangunan teknik sipil antara lain bendung, bendungan dan jembatan. Kesalahan dalam pemantauan data dasar hidrologi suatu daerah aliran sungai akan menghasilkan data yang kurang optimal. Kesalahan tersebut biasanya disebabkan oleh jumlah pos hujan dalam Daerah Aliran Sungai (DAS) yang kurang memadai dan pola penyebaran pos hujan yang tidak merata. Kondisi dimana posisi stasiun hujan yang belum tepat misalnya di bagian hilir DAS yang daerah datar terdapat banyak stasiun hujan sedangkan di bagian hulu DAS yang kondisi lereng/gunung dimana variasi hujan (secara spasial) tinggi seharusnya membutuhkan banyak stasiun tetapi masih sedikit. Untuk menganalisa pos hujan yang efektif dan efisien, sehingga dapat diketahui pos-pos mana yang sangat dominan dan atau dapat direlokasi dapat dilakukan melakukan suatu studi rasionalisasi jaringan pos hujan yang ada dalam Daerah Aliran Sungai (DAS) Dalam penelitian ini untuk penetapan jaringan yang ada menggunakan metode Kagan Rodda dilakukan dengan menggambarkan jaring-jaring segitiga sama sisi. Dari jaring-jaring segitiga dilakukan 2 rekomendasi. Rekomendasi pertama melakukan penambahan stasiun baru sesuai dengan simpul segitiga Kagan Rodda tanpa reposisi stasiun hujan yang ada, sedangkan rekomendasi kedua melakukan reposisi stasiun hujan yang ada tanpa menambahkan stasiun hujan baru. Berdasarkan hasil evaluasi menggunakan standar WMO (World Meteorological Organization) terdapat 4 stasiun yang tidak memenuhi kerapatan yang di sarankan oleh standar WMO (100-250 Km2). Dari hasil pengkajian dan analisa metode Kagan-Rodda di peroleh 5 stasiun hujan baru tanpa adanya reposisi stasiun existing dan reposisi stasiun hujan existing .Untuk kerapatan minimum jaringan stasiun hujan sudah sesuai yang disyaratkan oleh WMO (World Meteorological Organization). Dengan adanya penambahan pos baru tanpa adanya reposisi pola penyebaran stasiun hujan belum tersebar merata dan stasiun hujan existing terlalu banyak menumpuk di bagian hilir DAS. Setelah adanya reposisi stasiun hujan existing pola penyebaran stasiun hujan lebih tersebar merata dari hulu DAS sampai bagian hilir DAS.en_US
dc.publisherFT UMYen_US
dc.subjectJaringan stasiun hujan, Kagan-Rodda, DAS Kali Progoen_US
dc.titleRASIONALISASI JARINGAN STASIUN HUJAN PADA DAERAH ALIRAN SUNGAI KALI PROGO (Studi Kasus Daerah aliran Sungai Kali Progo DI. Yogyakarta)en_US
dc.typeThesis SKR FT 226en_US


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record