Show simple item record

dc.contributor.authorHARIYANTO, MUHSIN
dc.date.accessioned2016-11-21T02:23:35Z
dc.date.available2016-11-21T02:23:35Z
dc.date.issued2016-11-21
dc.identifier.urihttp://repository.umy.ac.id/handle/123456789/6458
dc.description.abstractSang Penyabar, itulah predikat yang pantas diberikan kepada Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam. Betapa tidak? Ketika usai perang Uhud, beliau – dengan sangat lembut – menyapa umatnya dengan sapaan yang amat santun, dan seraya berdoa kepada Allah untuk memberi maaf dan ampunan kepada siapa pun yang dianggap oleh pasukan Perang Uhud sebagai biang kekalahan telak melawan musuhnya. Padahal, andaikata – pada saat itu – Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam meluapkan kemarahannya pun semua orang memaklumi. Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam paham bahwa Allah tak pernah melarang siapa pun yang dizalimi untuk membalas kezaliman itu dengan balasan yang sepadan, tetapi memaafkan kepada semua orang yang pernah berbuat zalim kepada dirinya jauh lebih baik nilainya.en_US
dc.publisherUNIRES UMYen_US
dc.subjectAKHLAKen_US
dc.titleSAATNYA KITA TUMBUHKEMBANGKAN SIKAP ‘HILM’en_US
dc.typeArticleen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record